Baca Koran curupekspress Online - bacakorancurup.com

Gara-Gara AI, Harga Ponsel dan Laptop Akan Naik ? Ini Penjelasan Lengkapnya !

Teknologi AI yang merajalela di kalangan ponsel terbaru--

BACAKORANCURUP.COM - Dalam beberapa tahun ke depan, harga ponsel diprediksi akan terus mengalami kenaikan. Bukan semata karena inflasi atau strategi pemasaran produsen, melainkan akibat dari satu faktor besar yang sedang mengguncang industri teknologi global, yaitu perkembangan kecerdasan buatan (AI) generatif.

Teknologi ini, yang kini menjadi tren di berbagai sektor, ternyata turut berperan dalam menyebabkan kelangkaan pasokan memori, salah satu komponen vital dalam smartphone.

Laporan terbaru dari Hankyung menyebutkan bahwa Samsung tengah mempertimbangkan untuk menaikkan harga produknya, termasuk ponsel, karena pasokan memori yang mulai menipis.

Meskipun besaran kenaikannya belum diumumkan secara resmi, sumber internal memperkirakan bahwa penyesuaian harga akan terjadi terutama pada ponsel kelas menengah dan entry-level.

BACA JUGA:Anti Asam, Anti Basi ! Inilah 7 Tips Cerdas Menyimpan Sayur Matang di Kulkas

BACA JUGA:Layar 2K, Snapdragon 8 Gen 5, dan Baterai Raksasa, Inilah Kekuatan Redmi K90 Pro Max !

Kondisi serupa juga dialami Xiaomi. Setelah meluncurkan Redmi K90 Series di Tiongkok, Presiden Xiaomi, Lu Weibing, mengonfirmasi bahwa harga ponsel Xiaomi meningkat akibat lonjakan harga komponen memori.

Sebagai contoh, Redmi K90 Series kini dijual mulai dari 2.599 yuan, atau sekitar 100 yuan lebih mahal dibandingkan seri sebelumnya. Kenaikan ini mencerminkan tekanan biaya produksi yang kian tinggi di industri smartphone.

Pertanyaannya, apa hubungan antara AI generatif dan kenaikan harga memori ?

Teknologi AI generatif kini menjadi tulang punggung bagi banyak produk digital modern, mulai dari ChatGPT, Google Gemini, hingga fitur AI kamera di smartphone. Fitur-fitur ini membutuhkan daya komputasi tinggi dan kapasitas memori besar untuk memproses data.

Secara umum, AI generatif dibagi menjadi dua jenis :

1. On-device AI, yang berjalan langsung di perangkat pengguna tanpa koneksi internet.

2. Cloud-based AI, yang dijalankan di pusat data (server farm) dengan kekuatan komputasi jauh lebih besar.

Fitur AI berbasis cloud memerlukan high-bandwidth memory (HBM) dalam jumlah besar agar server dapat memproses data secara cepat dan efisien. Permintaan terhadap HBM melonjak tajam seiring dengan ekspansi layanan AI dari raksasa teknologi seperti Google, Microsoft, dan OpenAI.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan