Kesuksesan Bukan Soal Bekerja Terus-Menerus, Simak Temuan Psikolog Exos Ini !
IST Istirahat yang cukup sangatlah dibutuhkan dalam dunia kerja--
BACAKORANCURUP.COM - Setiap orang memiliki definisi kesuksesan yang berbeda. Ada yang menganggap sukses sebagai pencapaian finansial, ada yang memaknainya sebagai kebebasan waktu, serta ada pula yang melihat kesuksesan sebagai kemampuan hidup selaras dengan tujuan pribadi. Begitu pula dengan jalan yang ditempuh untuk meraihnya, tidak ada satu rute yang sama untuk semua orang.
Namun, satu hal yang pasti bahwa tidak ada kesuksesan yang diraih tanpa proses panjang, usaha yang konsisten, dan kerja keras yang berkelanjutan.
Selama ini, banyak orang meyakini bahwa kunci utama meraih keberhasilan adalah bekerja tanpa henti, memaksa diri untuk terus berada di level produktivitas tertinggi, dan mendorong kemampuan hingga batas maksimal. Pandangan tersebut memang dapat memberikan hasil pada satu sisi, tetapi ternyata bukan itu faktor terbesar yang membedakan orang sukses dengan orang lainnya.
BACA JUGA:Penghasilan Pas-Pasan, Begini Cara Sandwich Generation Tetap Bisa Punya Dana Darurat
BACA JUGA:Ingin Diet Lebih Efektif ? Coba Racikan Kayu Manis yang Kaya Manfaat Ini
Menurut para psikolog, ada satu kebiasaan fundamental yang sering kali diabaikan, yaitu kemampuan untuk berhenti sejenak, beristirahat, dan memulihkan diri. Mengutip laporan dari CNBC Make It, kebiasaan inilah yang justru menjadi penentu signifikan yang memengaruhi kualitas pencapaian seseorang dalam jangka panjang.
Sarah Sarkis, psikolog sekaligus direktur senior psikologi kinerja di Exos, sebuah perusahaan pelatihan kinerja globalz menjelaskan bahwa istirahat, jeda, dan pemulihan adalah elemen penting yang mendukung seseorang mencapai level performa tertinggi.
Di Exos, Sarkis bekerja sama dengan tim ahli yang terdiri dari ahli gizi, terapis fisik, dan pakar kesehatan. Mereka melatih atlet profesional, termasuk pemain NFL, para eksekutif perusahaan Fortune 100 seperti Intel dan Humana, serta berbagai profesional dengan tekanan kerja tinggi.
Sarkis menekankan bahwa banyak orang masih salah memahami konsep kesuksesan. Mereka menganggap bahwa bekerja tanpa henti adalah syarat mutlak untuk berhasil. Ketika meluangkan waktu untuk beristirahat, muncul rasa bersalah seolah-olah mereka sedang malas atau kurang disiplin. Padahal, anggapan tersebut keliru. Menurut Sarkis, kemampuan untuk memahami kapan harus bekerja dan kapan harus berhenti jauh lebih penting dibanding bekerja secara berlebihan.
Dalam praktiknya, istirahat sering kali menjadi hal terakhir yang diingat seseorang ketika sedang diburu tenggat waktu, merasa kewalahan, atau mengalami tekanan mental. Tetapi justru pada kondisi-kondisi seperti itulah istirahat paling dibutuhkan. Sarkis menambahkan bahwa orang yang mampu mengintegrasikan istirahat ke dalam ritme kerja hariannya cenderung lebih bahagia, stabil secara emosional, dan memiliki performa yang lebih baik.
Berbagai penelitian mendukung pernyataan tersebut. Bekerja tanpa jeda terbukti dapat menurunkan produktivitas, melemahkan kemampuan otak untuk berpikir kreatif, serta meningkatkan risiko stres dan kelelahan kronis. Ini menunjukkan bahwa istirahat bukan sekadar aktivitas pasif, tetapi bagian penting dari sistem kerja manusia untuk menjaga kualitas performa.
Bagi seseorang dengan jadwal padat, menyisipkan waktu istirahat mungkin terasa sulit. Namun, menurut Sarkis, tidak diperlukan perubahan besar dalam jadwal harian untuk memasukkan waktu pemulihan. Ia menyarankan untuk memulai dengan melakukan audit energi harian, seperti memperhatikan ke mana waktu dan tenaga dihabiskan, aktivitas apa yang terasa menghabiskan energi, dan aktivitas mana yang justru mengembalikan semangat.
Sarkis menggambarkan proses ini sebagai sistem kredit dan debit. Aktivitas yang memberi manfaat bagi fisik dan mental, seperti tidur cukup, olahraga, atau makan teratur itu termasuk kredit. Sebaliknya, lembur, stres berkepanjangan, atau melewatkan makan termasuk debit. Dengan menghitung pola kredit dan debit ini selama seminggu, seseorang dapat melihat gambaran nyata mengenai keseimbangan hidupnya dan mengidentifikasi area yang membutuhkan perbaikan.
Untuk memulai kebiasaan istirahat yang sehat, beberapa aktivitas sederhana dapat dipertimbangkan. Meditasi, yoga, menulis jurnal, atau sekadar berjalan kaki di luar ruangan dapat membantu menenangkan pikiran dan melepaskan ketegangan. Aktivitas-aktivitas ini sebaiknya dijadwalkan secara formal di kalender, seperti layaknya membuat janji dengan dokter atau rapat penting.