Dari Ritual hingga Pesta Rakyat, Inilah Jejak Sejarah Dol di Tanah Bengkulu !

IST Foto Alat Musik Dol Saat di Mainkan Dalam Sebuah Acara--

BACAKORANCURUP.COM - Alat musik tradisional memiliki peran penting dalam kebudayaan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia, tak terkecuali di Bengkulu.

Salah satu alat musik yang sangat dikenal dari Bengkulu adalah Dol, sebuah alat musik perkusi yang memiliki sejarah panjang dan mendalam dalam kehidupan masyarakat Bengkulu.

Sejarah Dol di Bengkulu tidak lepas dari tradisi masyarakat etnis Rejang dan Melayu yang sudah ada sejak zaman kerajaan.

Pada masa itu, Dol digunakan sebagai alat komunikasi, terutama untuk menyampaikan pesan penting atau perintah dari raja kepada rakyatnya.

BACA JUGA:Aksara Kaganga, Sebuah Simbol Peradaban Kuno di Tanah Rejang Lebong Provinsi Bengkulu

BACA JUGA:Penemuan Bersejarah Makam di Bengkulu Mengungkap Jejak Kolonial

Bunyi yang dihasilkan oleh Dol dianggap mampu mengumpulkan masyarakat dalam waktu singkat.

Selain itu, Dol juga sering digunakan dalam berbagai upacara adat, seperti pernikahan, khitanan, hingga upacara-upacara keagamaan.

Mengutip dari Mardinata.com, Dol pertama kali diperkenalkan oleh komunitas Muslim India yang datang ke Indonesia bersama pemerintah kolonial Inggris saat membangun sebuah benteng.

Mereka kemudian menikah dengan penduduk lokal Bengkulu, dan hingga kini keturunan mereka dikenal sebagai keluarga Tabot.

Sehingga pada saat itu, penabuh alat musik dol bukanlah sembarang orang, melainkan keturunan Tabot, yaitu warga Bengkulu keturunan India yang biasanya disebut sipai.

Sampai pada tahun 1970-an, Keluarga Tabot hanya memperbolehkan musik dol dimainkan oleh keturunan mereka atau orang-orang yang memiliki hubungan darah dengan keluarga tersebut

Seiring dengan berjalannya waktu, sejarah Dol semakin berkembang, terutama dalam konteks budaya dan seni pertunjukan.

Di Bengkulu, Dol kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kesenian tradisional Tabot, sebuah festival yang diadakan untuk memperingati peristiwa Karbala dalam tradisi Syiah.

Tag
Share