Nama BTN Diusulkan Ganti Nama, Ini Alasannya!

Senin 11 Nov 2024 - 07:00 WIB
Reporter : Nicko
Editor : Radian

BACAKORANCURUP.COM - Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PKP) Maruarar Sirait mengusukan, agar PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) diganti namanya menjadi Bank Perumahan Rakyat.

"Saya minta BTN ganti nama menjadi Bank Perumahan Rakyat, agar fokus. Ini sebenernya jati diri dari BTN. Kita sering kali pakai istilah yang tidak substansi," kata Maruarar Sirait yang akrab disapa Ara, dalam pertemuan di Menara BTN, Jakarta kemarin.

Turut hadir dalam pertemuan itu Direktur Utama BTN Nixon Napitulu, Menteri Dalam (Mendagri) Tito Karnavian, dan Menteri ATR/BPN Nusron Wahid.

Pertemuan membahas soal strategi program 3 juta rumah per tahun yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.

Selain itu Ara mengaku, telah bertemu dengan Nixon sebanyak enam kali sejak dia dilantik sebagai Menteri PKP. Ara meminta Nixon untuk menjelaskan beberapa permintaan industri yang bisa mendorong Kredit perumahan Rakyat (KPR) di Indonesia.

BACA JUGA:3 Alasan Mahasiswa LPDP Tak Wajib Pulang ke Indonesia

BACA JUGA:BCA Sangkal Rumor Tawaran Pinjaman Online

"Di antaranya pengecualian PPN perumahan 11% untuk perumahan rakyat, PPH 2,5% bisa ilang, retribusi 2,5% juga bisa hilang," kata Nixon.

Dengan berbagai keringanan tersebut, Nixon menargetkan biaya produksi dari developer bisa dikurangi hingga 21%. Hal ini pun diharapkan bisa menekan harga KPR agar terjangkau bagi masyarakat.

Ara mengatakan, berbagai masukan dari industri akan menjadi catatan bagi pemerintah. Ia yakin pemerintah bersama BTN bisa mengentaskan berbagai permasalahan tersebut

Dia juga mengatakan, fokus kementeriannya saat ini adalah merealisasikan program 3 juta rumah per tahun yang akan mulai dilakukan pada awal 2025. Perinciannya, 2 juta rumah akan dibangun di desa dan sebanyak 1 juta akan dibangun di perkotaan.

Maruarar mengatakan untuk merealisasikan program 3 juta rumah akan dibentuk dua Dirjen. Sehingga, masing-masing Dirjen dapat fokus dengan pekerjaan dan tugasnya masing-masing.

Sementara itu, Nixon memaparkan BTN sejauh ini sudah mengakadkan KPR untuk 5,5 juta unit, baik melalui pembiayaan rumah subsidi, non-subsidi, KPR konvensional, hingga KPR syariah.

Dia menjelaskan, ada tren angka KPR yang melonjak dilakukan oleh perempuan, yakni sebanyak 35,5%. Sementara kaum milenial yang membeli rumah pertama sebesar 76,7%.

Sektor informal kurang lebih ada 9,74% atau Rp 18 triliun. Nixon mengatakan BTN terus mengupayakan sektor ini lebih cepat ketimbang sektor formal.

Kategori :

Terkait