BENGKULU - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu mencatat inflasi yang terjadi sepanjang tahun 2023 yakni 3,09 persen. Angka tersebut sesuai dengan target yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu maupun Kementerian Keuangan (Kemenkeu), yakni 3 plus minus 1 persen (di bawah 3, persen, red). Angka tersebut turun 2,82 persen dari tahun 2022, yakni 5,92 persen.
Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Ir. Win Rizal, mengatakan dari sejumlah komoditi, beras menjadi penyumbang terbesar inflasi tahun 2023. Ke depan, perlu dilakukan antisipasi. Hampir sepanjang tahun ini, beras sering terjadi kelangkaan. harganya yang terus bergerak.
"Perlu dilakukan antisipasi ke depan, komoditi-komoditi yang memberikan sumbangan terbesar seperti beras ini," kata Win, saat penyampaian Press Rilis Bulanan di Aula Bunga Kibut BPS Provinsi Bengkulu, Selasa 2 Januari.
Dikatakannya, ke depan Provinsi Bengkulu harus berhati-hati dan melakukan langkah-langkah agar komoditas bisa terkendali, khususnya beras.
BACA JUGA:Manfaatkan Program Replanting dengan Baik
"Ini merupakan PR bersama bagi pengambil kebijakan agar menangani ini, terkhusus untuk Pemprov Bengkulu," kata Win.
Antisipasi dan langkah-langkah tersebut, sebelumnya sudah dilakukan pembahasan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bengkulu. Dari segi kelangkaan tersebut, dikatakan Win perlu dilakukan tata kelola. Bukan dari segi pedagangnya, tetapi dari sisi pedagangnya. Untuk itu, perlu dilakukan penanganan tata kelola komoditi maupun tata niaganya.
"Hal itulah yang perlu kita antisipasi bersama. Agar ini bisa teratasi di 2024 ini," ujarnya.
Sementara itu, dijelaskan Win pada Desember ini inflasi bulanan Provinsi Bengkulu 0,24 persen. Memang terjadi kelonjakan jika dibandingkan bulan sebelumnya.
Hal tersebut dikarenakan, pada Desember ini terjadinya Hari Besar Keagamaan (HBK) Natal juga juga disertai dengan menyambut Tahun Baru 2024.
"Sebenarnya angka tersebut cukup sesuai lah. Karena diakhir tahun ini ada berbagai kegiatan diantaranya Natal dan menjelang Tahun Baru yang ada peningkatan inflasi. Dengan berbagai upaya sehingga bisa dikendalikan terjadilah 0,24 persen," terangnya.
Pada pemaparan rilis inflasi, Win menyampaikan pada Desember 2023 kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil inflasi sebesar 0,2 persen. Sedangkan kelompok kesehatan memberikan andil deflasi sebesar 0,01 persen.
Sementara inflasi yang lebih dominan memberikan inflasi yakni, beras 0,08 persen, bawang merah 0,03 persen, emas perhiasan 0,03 persen, angkutan udara 0,02 persen, air kemasan 0,02 persen, gula pasir 0,02 persen.