Darah Orang yang Panjang Umur Beda Dari Yang Lain, Ini Penjelasannya!

Rabu 12 Mar 2025 - 18:00 WIB
Reporter : Nicko
Editor : Radian

BACAKORANCURUP.COM - tahukah kalian, orang yang hidup hingga usia 100 tahun dulu dianggap langka, namun kini jumlah mereka terus meningkat.

Bahkan, mereka menjadi kelompok demografis dengan pertumbuhan tercepat di dunia, dengan jumlah yang hampir dua kali lipat setiap dekade sejak tahun 1970-an. 

Pertanyaan mengenai seberapa lama manusia bisa hidup dan apa yang menentukan umur panjang serta kesehatan selalu menjadi topik menarik sejak zaman Plato dan Aristoteles lebih dari 2.300 tahun yang lalu. Namun, memahami rahasia di balik umur panjang bukanlah hal mudah.

Ini melibatkan kombinasi faktor genetik dan gaya hidup yang saling memengaruhi sepanjang kehidupan seseorang.

Baru-baru ini, sebuah studi yang diterbitkan dalam GeroScience menemukan biomarker (penanda) tertentu dalam darah yang umum dimiliki oleh orang-orang yang hidup lebih dari 90 tahun.

BACA JUGA:Termasuk Kopi, Sejumlah Minuman Ini Tak Boleh Dikonsumsi saat Buka Puasa

BACA JUGA:Ketahui Bahaya Konsumsi Gula Berlebih Pada Anak, Bawa Dampak Hingga Dewasa !

Studi ini dapat membantu kita memahami bagaimana hidup lebih lama sekaligus tetap sehat di usia tua.

Baca juga: Rahasia Panjang Umur dari Pola Makan Tradisional Okinawa Penelitian dengan Data Besar Banyak studi tentang centenarian sebelumnya memiliki cakupan terbatas, dengan hanya melibatkan kelompok tertentu.

Namun, penelitian terbaru ini adalah yang terbesar dalam membandingkan profil biomarker pada orang yang berumur panjang dengan mereka yang berumur lebih pendek.

Penelitian ini menganalisis data dari 44.000 orang Swedia berusia 64-99 tahun yang menjalani pemeriksaan kesehatan sebagai bagian dari Amoris cohort. Para peserta diikuti hingga 35 tahun melalui data registrasi di Swedia.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.224 orang (sekitar 2,7%) hidup hingga usia 100 tahun, dan mayoritasnya (85%) adalah perempuan.

BPKP Ungkap Lima Masalah Utama Pengelolaan Dana Otsus Papua Artikel Kompas.id Dalam studi ini, peneliti mengamati 12 biomarker dalam darah yang berkaitan dengan peradangan, metabolisme, fungsi hati dan ginjal, serta kondisi seperti anemia dan malnutrisi.

Biomarker tersebut meliputi: Asam urat (terkait peradangan) Kolesterol total dan glukosa (terkait metabolisme) Alanine aminotransferase (Alat), aspartate aminotransferase (Asat), albumin, gamma-glutamyl transferase (GGT), alkaline phosphatase (Alp), dan lactate dehydrogenase (LD) (terkait fungsi hati) Kreatinin (terkait fungsi ginjal) Zat besi dan total iron-binding capacity (TIBC) (terkait anemia) Albumin (terkait nutrisi) Temuan Penting Hasil penelitian menunjukkan bahwa mereka yang mencapai usia 100 tahun cenderung memiliki kadar glukosa, kreatinin, dan asam urat yang lebih rendah sejak usia 60-an.

Meski perbedaan median antara centenarian dan non-centenarian tidak terlalu signifikan untuk sebagian besar biomarker, centenarian jarang memiliki nilai yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Kategori :