Curupekspress.bacakoran.co - Model pembaruan Royal Enfield Bullet 350 melantai di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024, di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis.
Motor ikonik warisan asli Inggris itu hanya tersedia sebanyak 100 unit di Indonesia.
Motor yang memiliki sejarah lebih dari sembilan dekade sejak 1912 itu menawarkan sejumlah pembaruan, tetapi tetap berpegang teguh pada karakter klasiknya.
Menggunakan platform mesin J-series, Bullet 350 terbaru ditenagai mesin silinder tunggal air-oil cooled 349cc, mesin yang sama seperti di Meteor, Classic, dan Hunter.
Mesin Royal Enfield Bullet 350 mampu memproduksi tenaga 20,2 bhp pada 6100 rpm dan torsi 27 Nm pada 4000 rpm.
BACA JUGA:Konon, Mitsubishi Menyiapkan Pajero PHEV
BACA JUGA:Xiaomi Bakal Meluncurkan Tablet Pad 6S Pro
Balancer shaft utama pada motor disematkan untuk membuat motor lebih responsif, halus, dan mampu mengurangi getaran.
Pergantian gigi motor ini juga berjalan dengan mulus dan tajam, berkat gearbox 5-percepatan yang sudah dioptimalkan.
“Sasisnya dirancang untuk handling dan kemampuan manuver yang dapat diprediksi.
Hasilnya lebih stabil saat bermanuver di kecepatan tinggi," jelas Country Marketing Manager Royal Enfield Indonesia, Anindya, di JiEXPO Kemayoran, Jakarta.
Selain itu fork depan versi Bullet 350 terbaru berdiameter 41mm dan dilengkapi pilihan ban yang lebih lebar, berukuran 100/90-19 di bagian depan dan 120/80-18 di bagian belakang.
Secara perawakan, Bullet 350 tampil gagah dan memesona seperti biasanya, dengan perpaduan mayoritas warna hitam, emas, dan perunggu, juga kombinasi jenis cat tangki matte dan glossy.
Tangki teardrop 13-liter dan casquette tradisional Royal Enfield yang menjadi tempat untuk headlamp baru serta pilot lights bergaya ‘tiger eyes’ yang khas, sebuah fitur yang terus hadir di sepeda motor Royal Enfield sejak 1954.
“Bullet 350 menggunakan garis-garis ikonik, kami menyebutnya Pinstripe di mana garis-garis yang ditoreh di tangki motornya dibuat dengan tangan secara turun-temurun oleh satu keluarga untuk menjaga warisan budayanya,” Anindya menambahkan.