BACAKORANCURUP.COM - Melemahnya Rupiah terhadap Dollar dikhawatirkan memengaruhi tiket pesawat. Anjloknya Rupiah terjadi sejak Mei 2024 lalu.
Nilai tukar Rupiah kini malah kian merosot jauh sampai sekarang.
Dari yang satu bulan sebelumnya berada pada angka Rp 15.978 per dollar AS, kini menjadi turun ke angka Rp 16.360 per dollar AS.
Hal ini dikhawatirkan akan mempengaruhi keberlangsungan bisnis maskapai penerbangan nasional.
Menurut keterangan Kepala Data dan Publikasi asosiasi Maskapai Penerbangan Indonesia (INACA) Gatot Raharjo, penurunan nilai tukar ini memang memiliki peran vital dalam bisnis maskapai penerbangan, karena kurs Dollar juga menjadi penentu harga tiket penerbangan.
BACA JUGA:PKS Ungkit Wacana Duet Anies-Kaesang di Pilkada Jakarta"Kurs dollar itu berpengaruh sekitar 70% dari total operating cost (TOC)/ biaya maskapai penerbangan. Jadi kalau kurs dollar-nya naik, pasti TOC nya maskapai juga naik. Kalau biaya Penerbangan naik, ya pasti maskapai akan menaikkan harga tiket, kalau nggak mereka bisa rugi. Karena tarif atau harga tiket ditetapkan pemerintah melalui tarif batas atas (TBA) ya maskapai bisa menjual tiketnya di batas atas (TBA)," ujar Gatot saat dihubungi oleh Disway pada Kamis 20 Juni 2024.
Bukan hanya harga tiket saja, Gatot menjelaskan bahwa pelemahan nilai Rupiah ini juga akan sangat berpengaruh pada harga bahan bakar pesawat yaitu Aviation Turbine (Avtur).
"Harga avtur dan sparepart itu mengikuti harga pasar internasional. Sparepart belinya pakai dollar. Jadi kalau dollar naik, harganya ikut naik," jelas Gatot.
Merespon hal ini, Direktur Angkutan Udara Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub Putu Eka Cahyadi menyatakan bahwa sampai saat ini, masih belum ada keluhan apa-apa dari pihak maskapai nasional.
"Maskapai belum ada menginfokan apa-apa. Kita masih pantau, kita masih monitor semua perkembangan-perkembangan," ujar Putu dalam keterangan tertulis resminya pada Kamis 20 Juni 2024.
Walaupun begitu, Putu tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai dampak yang kemungkinan terjadi pada sektor penerbangan akibat pelemahan rupiah ini.
Adapun jika merujuk pada harga avtur di website Pertamina, pada Juni 2024 memang terjadi kenaikan harga jika dibandingkan Juni 2023 atau secara year on year (yoy), dimana harga bahan bakar pesawat ini pada Juni 2024 dijual sebesar Rp 14.082-16.316 per liter sedangkan pada Juni 2023 harga avtur berkisar Rp 13.979-14.624 per liter