Jangan Ucapkan 4 Kalimat Ini pada Anak, Meski Sepeleh Tapi Dapat Menghancurkan Mental Anak!

Jumat 02 Aug 2024 - 10:00 WIB
Reporter : Ari
Editor : radian

BACAKORANCURUP.COM - Tiap-tiap orang tua pasti memiliki caranya masing-masing dalam mendidik dan membimbing anaknya, agara bisa menjadi sukses di masa yang akan datang.

Salah seorangPenulis dan pakar pengasuhan anak asal Amerika Serikat (AS), Margot Machol Bisnow, pernah melakukan penelitian terkait pengasuhan orang tua dari anak-anak yang sukses ketika dewasa.

Bisnow mewawancarai sebanyak 70 orang tua yang berhasil membesarkan anak-anak mereka menjadi sosok yang sukses di bidangnya masing-masing.

Perlu diketahui, dalam studinya yang berjudul "Raising an Entrepreneur", ia menemukan jika komunikasi orang tua dan anak punya peran penting dalam mencapai kesuksesan. Terlebih bila komunikasi yang baik dibina sedini mungkin.

BACA JUGA:Agustus Cerah, Harga Emas Naik Lagi : Kabar Baik Mengawali Bulan Kemerdekaan!

BACA JUGA:Siap-siap Ganti KTP Lur, 5 Kecamatan Ini Bentuk Kota Baru Bernama Palembang Ulu : Pisah dari Palembang!

Hasil studinya menyebut bahwa, membangung komunikasi yang tepat sangat penting, terutama dimulai saat anak-anak berada di usia emas (golden age) atau dari usia 0-5 tahun dan berlanjut hingga masa bersekolah.

Semua pengalaman pertama di masa golden age ini akan terekam kuat di alam bawah sadar sang anak.

Ketika mereka sudah mulai mengerti dan bisa diajak berkomunikasi dengan baik, ini adalah waktu yang tepat bagi orang tua untuk proses pembentukan karakternya.

Dari penelitiannya juga, Bisnow menemukan orang tua dengan anak yang sukses tidak pernah mengatakan 4 kalimat terlarang ini. Apa sajakah itu? Simak artikel ini sampai tuntas.

 

1. "Ayah-ibu akan memberi uang jika kamu mendapat nilai bagus."

Kalimat ini terkesan halus, tapi sebenarnya bisa mengucilkan mental sang anak. Ketika dipaksa dengan penghargaan yang berlebihan, mereka akan mencoba pada batas minimum dan tidak akan bekerja keras.

Kalimat ini seperti menunjukkan bahwa orang tua hanya fokus pada prestasi dan nilai, tetapi tidak memperhatikan potensi anak sesungguhnya.

Dukungan dan rasa percaya agar anak menjalani kesukaannya bisa membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang utuh dan memiliki nilai positif.

Kategori :