BACAKORANCURUP.COM - Meski sudah diberikan sosialisasi dan ditindak secara tegas melalui penilangan, faktanya hingga saat ini masih banyak truk over tonase yang terjaring melintas di bagian timbangan UPPKB PUT.
Sehingga dengan begitu bisa dikatakan, masih banyak para supir yang bandel yang nekat membawa muatan berlebih saat melintasi wilayah Kabupaten Rejang Lebong.
Pengawas Satpel UPPKB PUT Rio Jangyo SSos MSi menyampaikan, truk yang kerap melintas melebihi muatan itu merupakan truk muatan batubara, muatan kopi, dan juga muatan kelontongan lainnya.
"Kita tidak tahu pasti apakah memang supirnya yang bandel, atau pihak pemilik usaha yang memerintahkan supirnya membawa muatan berlebih. Yang jelas setiap truk melanggar aturan melintas di UPPKB PUT, akan kita tilang dan tindak tegas," kata Jangyo.
BACA JUGA:Pemerintah Asuransikan 250 Hektare Sawah di Rejang Lebong Antisipasi Gagal Panen, Ini Sebarannya!
BACA JUGA:Warga Rejang Lebong dengan Kategori Ini Bakal Dapat Pelatihan Kerja!
Karena itu kata Jangyo, pihaknya bersama BPTD Bengkulu akan melakukan pembahasan lebih lanjut, terkait dengan masih banyaknya truk yang melanggar aturan tersebut.
Karena jika tidak segera ditindaklanjuti kata dia, hal ini akan terus terjadi dan semakin menjadi-jadi.
"Bisa jadi nanti kita akan menyurati pemilik usaha yang barangnya dimuat oleh supir truk. Namun lihat saja nanti bagaimana hasil pembahasan dengan pihak BPTD Bengkulu selaku atasan kami," pungkasnya.
Untuk diketahui, puluhan truk dengan muatan berbagai komoditi, beberapa waktu lalu ditilang oleh pihak UPPKB PUT.
Diketahui para supir truk yang bersangkutan telah melanggar aturan.
Mulai dari tidak membawa kelengkapan berkendara seperti truk yang over dimensi, truk over tonase, truk tata cara muat yang salah, truk odol, KIR mati, bahkan truk batubara yang melintas diluar jadwal diminta putar balik.
Penindakan tersebut dilakukan dalam upaya menindaklanjuti sosialisasi yang sudah dilakukan sejak beberapa waktu lalu.
Dimana diterangkannya, tidak ada alasan lagi supir truk belum tahu ataupun alasan lainnya.
Karena menurut Jangyo, sebelumnya sosialisasi sudah dilakukan beberapa kali