Ari Dian, Oleh: Dahlan Iskan

Dahlan Iskan--

Saking cepatnya proses di imigrasi bandara San Francisco itu sampai-sampai yang menjemput saya salah perhitungan. Tidak masalah. Tidak dikejar waktu. Udara San Francisco juga lagi sangat segar-sejuk. Menunggu di luar bandara napas terasa lega. Dada terasa menggembung sebesar balon merah yang hampir meletus.

Kali ini saya dijemput Ari Sufiati –yang sudah Anda kenal itu (Disway 20 September 2024: Bonita Sufiati). Dia project manager di Apple. Tinggalnyi memang di Silicon Valley. Dekat San Jose. Satu jam dari bandara.

Saya dapat hotel gratis di rumah Mbak Ari. Dua dari tiga anaknyi lagi di rumah. Masih ada satu orang lagi: mahasiswa dari Indonesia. Namanya Nicolas Enstanerga.

Nico -begitu ia biasa dipanggil- akan lulus dari prodi robotic dan AI di Universitas Airlangga pada kuartal pertama 2025. Ia angkatan pertama di jurusan itu.

Unair kini memang punya jurusan robotic. Satu angkatan 70an orang. Yang sudah diwisuda 30 orang (per November 2024). Unair dan ITS memang saling mengejar: Unair punya fakultas teknik, ITS buka fakultas kedokteran.

Nico adalah runner-up Global Career Challenge (GCC) 2023. Pemenang pertamanya Wahidah Mevi jurusan komunikasi.

GCC adalah program tahunan yang dibuat IKA Unair Chapter US untuk mahasiswa Unair.

Nico dan Mevi mendapatkan mentorship dan kesempatan ke Amerika. Namun Mevi baru bisa berangkat ke Amerika tahun depan karena saat ini menjalani program internship.

Untuk GCC ini, Ari bekerja sama dengan Dian Lir Widhiati. Dian tinggal di Houston. Juga alumni Unair. Akutansi. Dia lama bekerja di perusahaan minyak di Texas. Kini jadi konsultan.

Ari dan Dian merupakan pengurus IKA Unair cabang US. Mereka dilantik Desember 2021 silam.

Selama di California, Ari memperkenalkan Nico ke seorang profesor robotic, George Anwar, di universitas terkenal: UC Berkeley. Minggu lalu Nico dimasukkan ke kelas profesor itu. Hari ini ia ke sana lagi. Perjalanannya dua jam pakai kereta.

Nico dua minggu tinggal di rumah Ari. Dua minggu selebihnya akan di rumah Dian di Houston.

Lusa saya dan Nico diantar ke bandara San Jose. Saya ke Kansas City lewat Denver. Nico langsung ke Houston.

Untuk sementara Ari dan Dian baru bisa menangani dua orang dulu. Mereka membuat yayasan Indonesia Lighthouse untuk pengembangan calon pemimpin masa depan Indonesia. Syaratnya: harus berprestasi di bangku kuliah. Boleh mendaftar. Lalu diseleksi.

Ari dan Dian tipe dua alumni yang cinta almamaternya. Mereka percaya gerakan awal ini bisa dikembangkan lebih lanjut. Bukan hanya untuk mahasiswa Unair. Namun juga untuk pembinaan para pengajar atau akademisi Unair.

Tag
Share