Dangkal Dalam, Oleh: Dahlan Iskan

Dahlan Iskan--

Di sisa perjalanan setelah golf ini saya harus mulai menggali pedalamannya. Berhasil. Ternyata ia berhenti sebagai dokter setelah sekelompok dokter yang lebih muda masuk ke lingkungan kerjanya. Mereka membawa sistem kerja baru: agar bisa mendapatkan uang lebih banyak. 

Ia tidak bisa menerima itu. Etika dokter tidak boleh dikorbankan. Ia pilih berhenti. Ia tidak mau lagi bekerja. Ia lebih banyak bersama istri dan cucu. Main golf. Jalan-jalan. Uangnya sudah bisa melahirkan uang sendiri. Ia menaruh uang si beberapa saham di pasar modal. 

Kegiatan intelektualitasnya dijaga lewat buku. Suami istri ini ikut klub buku. Bersama lima pasangan suami-istri lainnya. Sepuluh orang. Tiap tiga bulan klub buku ini bertemu. Makan malam. 

Sebelum makan malam mereka diskusi buku. Satu jam. Di lima rumah anggota. Secara bergantian. Bulan lalu giliran si dokter jadi tuan rumah. Buku yang dibahas: kumpulan cerpen terbaru. 

Siapa yang menyiapkan makan malam? 

"Masing-masing membawa satu menu," ujar istri si dokter. 

Di pertemuan terakhir menu utamanya: Cornish hen. 

Hen, Anda sudah tahu: mirip ayam jantan seukuran dara. Dipanggang utuh. Satu orang satu hen panggang. 

Lalu ada nasi campur aprikot dan kacang-kacangan. Ada asparagus panggang. Di awal dinner ada caesar salad. Penutupnya: cokelat dan cake suksini. 

Pertemuan sebelumnya membahas buku biografi Elon Musk. Buku baru. Mereka tidak menyangka Elon Musk ikut jadi penentu kemenangan Trump kali ini. Dengan uangnya yang tak berseri. Ia orang terkaya sekarang ini. 

Begitu Trump menang, harga saham Tesla naik sampai 10 persen. Dalam satu hari kekayaan Elon Musk naik lebih Rp 100 triliun. Kini kekayaan satu orang ini menyamai kekayaan satu negara seperti Indonesia. 

Dalam setiap pembahasan buku baru salah satu anggota jadi moderator. Sekaligus pembicara utama. Waktunya 30 menit. Setelah itu semua diberi waktu bicara masing-masing lima menit. 

Usia 85 tahun masih rutin membahas buku baru. Banyak klub buku seperti itu. Mereka masih istimewa di tengah budaya TikTok. 

Buku memang bisa membuat orang berpikir secara mendalam. TikTok hanya membuat orang berpikir kian dangkal. Akibat video-video super pendeknya. Dangkal dan sekilas-sekilas. Orang lama suka dalam. Orang baru suka dangkal

Tag
Share