Hasto Singgung Sosok yang Ingin Berkuasa 3 Periode

ist Hasto Kristiyanto.--
BACAKORANCURUP.COM - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyatakan sikapnya seusai ditetapkan Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) sebagai tersangka kasus suap Harun Masiku pada Senin, 23 Desember 2024 lalu. Pernyataan sikap itu diunggah melalui video berdurasi 4 menit 36 detik pada Kamis, 26 Desember 2024. Hasto terlihat berdiri mengenakan seragam partai PDI Perjuangan berlatar foto Bung Karno.
Dalam video tersebut, Hasto mengawalinya dengan pernyataan bahwa PDI Perjuangan menghormati penuh keputusan KPK sebagai bentuk dari kepatuhan hukum.
Ia juga menyatakan bahwa ini merupakan konsekuensi dari perjuangannya. “Kami adalah warga yang taat hukum, PDI Perjuangan adalah partai yang menjunjung tinggi supremasi hukum” ujar Hasto.
Dalam videonya, Ia menyebutkan bahwa penjara pun merupakan bagian dari pengorbanan untuk mencapai suatu cita-cita. Kalimat itu ia rujuk dari buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat karya Chindy Adams.
“Inilah kitab perjuangan saya dan seluruh kader-kader PDI Perjuangan sekarang memasuki tahap bab 9 di mana Bung Karno ketika mendirikan PNI, prinsip yang dipegang adalah non-cooperation," ungkap Hasto.
BACA JUGA:Tips Mengisi Liburan Produktif di Rumah
BACA JUGA:Kesalahan yang Sering Dilakukan Pasangan Saat Tahun Baru
Demi cita-cita Indonesia merdeka, lanjutnya, demi rakyat yang berdaulat bisa berserikat, berkumpul, dan menyampaikan pendapatnya, maka penjara pun adalah suatu jalan dan bagian dari pengorbanan menuju cita-cita.
Ia juga menyebutkan salah satu ‘sosok’ lain dalam pidatonya. Bahwa keberadaan PDI Perjuangan adalah untuk menjaga konstitusi dan marwah negara demokrasi dari ‘sosok’ yang dimaksud.
“Ketika muncul intimidasi agar tidak dilakukan pemecatan kepada sosok yang ambisi kekuasaan hingga konstitusi pun sepertinya mau dilanggar dengan perpanjangan masa jabatan 3 periode ataupun perpanjangan masa jabatan itu, demi konstitusi Bu Mega berdiri”
Di akhir video tersebut, Hasto menegaskan bahwa apapun konsekuensinya. Ia akan terima dengan tersenyum dan kepala tegak.
Sebagaimana kader PNI lakukan saat menjalani eksekusi dari pemerintah Kolonial Belanda pada masanya.
“Risiko apapun siap kita hadapi dengan kepala tegak dan mulut tersenyum,” tutup Hasto.