55 Kepala Daerah PDIP Kumpul di Magelang

ist Bima Arya dalam retret kepala daerah di Magelang.--
BACAKORANCURUP.COM - Sebanyak 52 kepala daerah kader PDI Perjuangan telah berada di Magelang sejak Sabtu, 22 Februari 2025.
Namun, hingga Minggu pagi, 23 Februari 2025, mereka belum juga memasuki Akademi Militer Magelang untuk mengikuti retret kepala daerah. Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto mengatakan, sampai saat ini belum ada kepala daerah lain yang bergabung mengikuti kegiatan retret.
"(Kepala daerah lain belum bergabung) Belum ada, belum ada. Kami masih menunggu, kami masih menunggu untuk yang belum bergabung," ujar Wamendagri di Magelang, Minggu pagi 23 Februari 2025.
"(Dari PDIP kabarnya) Ya dari semuanya lah," sambungnya.
Bima Arya menegaskan bahwa retret ini penting diikuti oleh setiap kepala daerah. Menurutnya, kegiatan ini menjadi momen untuk membangun hubungan yang lebih kuat antara pemerintah pusat dan daerah, sekaligus mempererat komunikasi antar kepala daerah.
Meski begitu, jika ada yang tidak bisa hadir, Bima tidak mempermasalahkannya. Ia juga mempertimbangkan untuk mengadakan gelombang kedua retret khusus bagi kepala daerah yang pelantikannya masih tertunda karena sengketa hasil Pilkada di Mahkamah Konstitusi.
Bima Arya mengimbau kepala daerah yang berhalangan hadir agar mengirimkan wakilnya. Jika wakil kepala daerah juga tidak bisa hadir, Kemendagri meminta agar sekretaris daerah mewakili dalam retret tersebut.
Sebelumnya, Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menyebut 55 kepala daerah dari PDI Perjuangan sudah berada di Magelang pada Sabtu sore, 22 Februari 2025.
Puluhan kepala daerah diketahui sempat bertemu di sebuah kafe di Kota Magelang, sekitar 2 kilometer dari tempat retret berlangsung.
Dari 55 kepala daerah yang hadir, 53 merupakan bupati atau wali kota, sedangkan dua lainnya adalah Gubernur Jakarta Pramono Anung dan Gubernur Bali I Wayan Koster.
Mereka masih menunggu instruksi dari DPP PDIP mengenai kapan akan memasuki Akmil Magelang untuk ikuti retret kepala daerah.
"Tadi kan sudah dijelaskan oleh Mas Pram (Pramono Agung) bahwa kita semua ini siap untuk mengikuti retret dan waktunya kapan masuknya akan ditentukan," ujar Hasto ketika hendak meninggalkan lokasi, Sabtu 22 Februari 2025.
"Makanya semua stand by di sekitar sini. Kemudian komunikasi intens diwakili Mas Pram dengan pemerintah maupun dengan penyelenggara," sambung Hasto.
Menurut Hasto, komunikasi yang dilakukan oleh Pramono Anung sudah mewakili dua aspek. Pertama, mewakili pihak yang bersiap untuk masuk ke Akmil. Kedua, mewakili keputusan-keputusan yang diambil di DPP PDI Perjuangan.