Terapkan Strict Parenting, Ini Dampaknya Terhadap Kecerdasan Anak

IST Dampak strict parenting terhadap anak--
BACAKORANCURUP.COM - Setiap orangtua tentu menginginkan yang terbaik bagi anaknya, terutama dalam hal pendidikan dan perkembangan kecerdasan.
Demi memastikan anak tumbuh menjadi pribadi yang disiplin dan sukses, banyak orangtua menerapkan pola asuh yang ketat, atau yang dikenal dengan strict parenting.
Pola asuh ini ditandai dengan aturan yang tegas, ekspektasi tinggi, serta kontrol yang kuat terhadap kehidupan anak.
Dalam banyak kasus, orangtua yang menganut strict parenting cenderung membatasi kebebasan anak dalam mengambil keputusan, menuntut kepatuhan tanpa kompromi, dan memberikan hukuman jika aturan tidak dipatuhi.
BACA JUGA:Makanan yang Tepat untuk Sahur Agar Perut Tetap Kenyang Lebih Lama
BACA JUGA:Cara Mendapatkan Diskon 50% untuk Tambah Daya Listrik PLN di Bulan Maret 2025
Sekilas, pola asuh yang disiplin ini tampak seperti metode efektif untuk membentuk anak yang bertanggung jawab dan berprestasi. Namun, apakah semakin ketat aturan yang diterapkan, semakin cerdas pula anak yang dibesarkan ?
Faktanya, berbagai penelitian justru menunjukkan bahwa pendekatan yang terlalu kaku dapat berdampak negatif terhadap perkembangan intelektual dan emosional anak.
Sebuah studi dari University of Pittsburgh menemukan bahwa anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan otoriter, yang merupakan bagian dari strict parenting lebih rentan mengalami kecemasan dan depresi. Kondisi emosional yang tidak stabil ini dapat menghambat perkembangan kognitif mereka, karena stres yang berlebihan mengganggu proses belajar dan berpikir.
Selain itu, penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Child and Family Studies menunjukkan bahwa anak-anak dengan orangtua yang sangat ketat memiliki keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah yang lebih rendah dibandingkan mereka yang diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi.
Hal ini disebabkan oleh rasa takut yang ditanamkan dalam diri anak akibat pola asuh yang terlalu menekan. Ketika anak merasa takut untuk membuat kesalahan, mereka cenderung ragu untuk mengambil inisiatif atau bereksperimen dengan ide-ide baru, yang justru berperan penting dalam mengasah kecerdasan mereka.
Begitupun penelitian dari Harvard University juga mengungkap bahwa anak-anak yang tumbuh dengan pendekatan strict parenting sering mengalami kesulitan dalam mengembangkan keterampilan sosial dan kreativitas.
Pengawasan yang terlalu ketat membuat mereka kehilangan kesempatan untuk belajar bersosialisasi secara mandiri dan berpikir fleksibel. Padahal, kemampuan berpikir kreatif dan adaptasi terhadap lingkungan yang dinamis adalah aspek penting dari kecerdasan di era modern ini.
Jika seorang anak terus-menerus hidup di bawah tekanan aturan yang ketat tanpa ruang untuk mengekspresikan diri, apakah mereka benar-benar bisa berkembang secara optimal ?