Dampak Cancel Culture dan Tekanan Mental dalam Industri Hiburan Korea Selatan

IST Cancel Culture menjadi salah satu faktor artis Korea Selatan mengakhiri hidupnya--
Selebriti yang terlibat dalam skandal, hubungan asmara, atau bahkan sekadar mengungkapkan pendapat yang berbeda bisa langsung dihujat dan dikucilkan oleh masyarakat. Media sosial berperan besar dalam mempercepat penyebaran kecaman ini, menciptakan tekanan luar biasa bagi artis yang menjadi sasaran.
Tekanan sosial yang dihasilkan oleh budaya perfeksionisme dan cancel culture dapat berdampak serius pada kesehatan mental artis.
Banyak selebriti yang mengalami depresi, kecemasan, dan perasaan terasing akibat penghakiman yang mereka terima. Sayangnya, di Korea Selatan, kesehatan mental masih menjadi topik yang tabu, sehingga banyak artis merasa tidak memiliki tempat untuk mencari bantuan.
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan perubahan mendasar dalam cara masyarakat memperlakukan artis. Kesadaran akan pentingnya kesehatan mental harus ditingkatkan, baik di kalangan publik maupun industri hiburan itu sendiri.
Beberapa agensi kini mulai mengambil langkah untuk lebih memperhatikan kesejahteraan mental para artis mereka, ttapi masih banyak yang perlu dilakukan.
Masyarakat juga perlu lebih memahami dampak dari cancel culture dan mulai membangun lingkungan yang lebih mendukung bagi artis.
Memberikan ruang bagi selebriti untuk tumbuh, belajar dari kesalahan, dan menjadi diri mereka sendiri tanpa takut dihakimi adalah langkah penting untuk menciptakan industri hiburan yang lebih sehat dan manusiawi.
Pada akhirnya, perubahan budaya yang lebih luas sangat dibutuhkan agar para artis tidak lagi merasa terjebak dalam tekanan yang tak tertahankan. Dengan menciptakan lingkungan yang lebih peduli dan empatik, kita dapat membantu mencegah tragedi serupa terjadi di masa depan.