"Hikmah Ramadan", Penciptaan Akal dan Nafsu : Ujian Ilahi Yang Menentukan Jalan Hidup Manusia

H.Suryono, S.Ag, M.Pd--

Nafsu ini hanya dimiliki oleh para nabi dan wali besar yang telah menyempurnakan keimanan mereka.

Contoh: Nabi Muhammad ﷺ, para sahabat yang sangat dekat dengan Allah.

 

3. Peran Pausa dalam Mengendalikan Akal dan Nafsu

Dalam menghadapi dilema antara akal dan nafsu, diperlukan sebuah jeda reflektif atau pausa sebelum mengambil keputusan. Momen pausa memungkinkan seseorang untuk berpikir lebih jernih, menimbang apakah suatu tindakan didasarkan pada akal sehat atau hanya dorongan hawa nafsu sesaat.

Para ulama dan cendekiawan menekankan pentingnya menahan diri sejenak sebelum bertindak, terutama dalam menghadapi situasi yang memicu emosi atau keinginan kuat. Dengan cara ini, manusia dapat menghindari kesalahan yang disebabkan oleh keputusan impulsif dan lebih mendekatkan diri kepada kebijaksanaan.

 

4. Menyeimbangkan Akal dan Nafsu demi Kehidupan yang Lebih Baik

Kisah penciptaan akal dan nafsu memberikan pelajaran mendalam bahwa manusia harus mampu mengendalikan dirinya. Akal yang kuat dapat menuntun ke jalan yang benar, tetapi tanpa kontrol terhadap nafsu, seseorang bisa terjerumus dalam kehancuran.

Dengan menerapkan pausa dalam kehidupan, manusia dapat lebih bijaksana dalam bertindak, menjaga keseimbangan antara akal dan nafsu, serta menjalani kehidupan yang lebih bermakna sesuai dengan kehendak Allah SWT.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan