Pemulung di TPA Rejang Lebong, Mengais Harapan di Tengah Sampah

Para pemulung saat mengais sampah di TPA Desa Bandung Marga Kecamatan Bermani Ulu Raya.-FAUZAN/CE -

BACAKORANCURUP.COM - Sumber penghasilan bukan hanya bekerja di kantoran. Namun dari sampah sekalipun, bisa menjadi sumber rezeki untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ini terlihat dari sejumlah pemulung yang mengais rezeki di tengah tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Desa Bandung Marga Kecamatan Bermani Ulu Raya. Berikut liputannya.

Di balik tumpukan sampah di TPA Desa Bandung Marga kehidupan terus berdenyut.

Sejak pagi itu terlihat para pemulung menyusuri gunungan limbah, mencari barang-barang yang masih bernilai.

Bagi mereka, tempat ini bukan sekadar pembuangan akhir, tetapi juga sumber penghidupan.

BACA JUGA:Implementasi Koperasi Desa Merah Putih Dilakukan Secara Bertahap

BACA JUGA:Produksi Ijuk Menurun, Buah Kolang-Kaling Meningkat

Di tengah aroma menyengat dan medan yang tidak bersahabat, para pemulung tetap bertahan dengan harapan.

Sampah yang bagi sebagian orang tak berharga, bagi mereka adalah rezeki yang harus dikumpulkan dengan ketekunan dan kesabaran.

Japrik (52), seorang pemulung yang sudah bertahun-tahun menggantungkan hidupnya di TPA ini, tak memandang sampah sebagai sesuatu yang menjijikkan.

Justru, dari sanalah ia dan rekan-rekannya memperoleh rezeki.

"Walaupun ini tempat pembuangan, tetapi di sini juga menjadi tempat mata pencarian," ujarnya.

Namun, jumlah pemulung di sana tidak selalu sama. Saat musim panen kopi tiba, banyak dari mereka beralih menjadi buruh tani atau berkebun. Tapi di luar musim itu, TPA kembali dipenuhi oleh mereka yang mencari nafkah.

"Kalau belum musim kopi, pemulung di sini bisa lebih dari 20 hingga 30 orang," tambah Japrik. 

Topik (40), pemulung lainnya, mengakui bahwa pekerjaan ini cukup menguras tenaga dan penuh risiko. Namun, hal itu tidak membuatnya menyerah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan