BMKG Ungkap Prediksi Hilal untuk Idul Fitri 2025, Begini Hasilnya!

Ilustrasi Net--

BACAKORANCURUP.COM - BMKG telah merilis prediksi terkait hilal yang akan menentukan awal bulan Syawal 1446 H atau Lebaran Idul Fitri 2025.

Berdasarkan laporan tersebut, konjungsi akan terjadi pada 29 Maret 2025, tetapi posisi hilal saat itu masih berada di bawah ufuk.

BMKG dalam laporannya menyatakan bahwa konjungsi untuk penentuan awal bulan Syawal 1446 H akan berlangsung pada hari Sabtu, 29 Maret 2025, pukul 12.35.53 UT.

Prediksi BMKG juga menyebutkan bahwa posisi hilal saat Matahari terbenam pada 29 Maret 2025 akan bervariasi di seluruh Indonesia.

Di Merauke, Papua, tinggi hilal diperkirakan mencapai -3,29°, sementara di Sabang, Aceh, diperkirakan mencapai -1,07°.

BACA JUGA:Hindari Masalah Asam Lambung! Ini Tips Aman Konsumsi Makanan Bersantan Saat Lebaran

BACA JUGA:Kabar Baik ! Batas Waktu Pelaporan SPT Tahunan 2024 Diperpanjang hingga 11 April 2025

BMKG menyampaikan bahwa berdasarkan waktu konjungsi dan terbenamnya Matahari, konjungsi diperkirakan terjadi sebelum Matahari terbenam pada 29 Maret 2025 di beberapa wilayah Indonesia.

Pada 30 Maret 2025, kondisi hilal akan mengalami perubahan yang lebih menguntungkan untuk pengamatan. Tinggi hilal pada saat Matahari terbenam diperkirakan berkisar antara 7,96° di Merauke hingga 11,48° di Sabang. Hal ini menunjukkan bahwa pada tanggal 30 Maret, hilal Lebaran 2025 sudah memenuhi kriteria MABIMS untuk penentuan awal Syawal.

BMKG menjelaskan bahwa posisi hilal pada 29 Maret belum memenuhi kriteria MABIMS yang mensyaratkan ketinggian hilal minimal 3° dan elongasi minimal 6,4°. BMKG menjelaskan bahwa tinggi hilal saat Matahari terbenam akan memenuhi kriteria MABIMS pada 30 Maret 2025.

Dengan demikian, 30 Maret 2025 akan menjadi tanggal yang lebih valid untuk penentuan awal Lebaran 2025.

Selain tinggi hill dan elongasi geosentris, BMKG juga memberikan informasi tentang umur bulan pada tanggal-tanggal tersebut. Pada 29 Maret 2025, umur bulan saat Matahari terbenam berkisar antara -2,22 jam di Oksibil, Papua hingga 0,84 jam di Sabang. Sementara itu, pada 30 Maret 2025, umur bulan diperkirakan antara 21,77 jam di Merauke hingga 24,84 jam di Sabang.

BMKG juga mencatat bahwa tidak ada objek astronomis lain yang berpotensi menghalangi pengamatan hilal pada 29 dan 30 Maret 2025. BMKG menjelaskan dalam laporannya bahwa pada 29 dan 30 Maret 2025, sejak Matahari terbenam hingga bulan terbenam, tidak ada objek astronomis lain yang memiliki jarak sudut lebih kecil dari 10° dari bulan.

Melalui prediksi ini, BMKG memberikan informasi penting bagi masyarakat dan pihak terkait yang akan menentukan awal Lebaran 2025. Penentuan awal bulan Syawal 1446 H sangat bergantung pada penampakan hilal, yang harus memenuhi kriteria tertentu. "BMKG terus memantau pergerakan hilal untuk memastikan keakuratan prediksi penentuan Lebaran 2025," tambah BMKG.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan