Musim Kemarau Sebabkan Produksi Gula Aren Menurun di Rejang Lebong

Petani saat memproduksi gula aren.-RAZIK/CE -

BACAKORANCURUP.COM -  Musim kemarau yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Rejang Lebong mulai berdampak pada sektor pertanian rakyat. Salah satu yang paling merasakan efeknya adalah para petani gula aren, yang mengaku mengalami penurunan produksi cukup signifikan sejak beberapa pekan terakhir.

Son Konaka, petani aren asal Curup Tengah, menuturkan bahwa cuaca panas dan minim hujan membuat hasil sadapan nira dari pohon aren terus menurun. Kondisi ini membuat produksi harian gula aren ikut merosot.

“Biasanya saya bisa hasilkan antara 10 sampai 15 kilogram per hari. Tapi sekarang, sejak kemarau ini, sering cuma dapat di bawah 10 kilo,” ungkap Son saat ditemui wartawan Curup Ekspress di lokasi produksi.

BACA JUGA:Petugas Gagalkan Penyelundupan Sabu ke Lapas Curup, Ini Penjelasan Kalapas

BACA JUGA:Anggaran Kegiatan Dengan Output Tak Jelas Dipangkas

Ia menjelaskan, kekeringan membuat pohon aren sulit menyerap air dari dalam tanah. Dampaknya, getah atau nira yang keluar dari tandan bunga pohon aren menjadi sangat sedikit. Akibatnya, proses produksi gula aren pun ikut terhambat.

Tak hanya berdampak pada kuantitas, kualitas nira yang dihasilkan selama musim kemarau juga cenderung menurun. Hal ini membuat proses pemasakan gula menjadi lebih sulit dan hasil akhirnya kurang maksimal.

Para petani berharap, hujan bisa segera turun agar produksi bisa kembali normal seperti sebelumnya. “Kalau kemarau terus begini, kami bisa rugi besar. Apalagi banyak yang mengandalkan penghasilan dari gula aren,” tutup Son.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan