Klimaks Kedua, Oleh: Dahlan Iskan

Dahlan Iskan--

Vilanya bagus. Halamannya luas. Dibuat seperti lapangan golf. Ia memang suka golf.

Terutama sebelum lututnya dioperasi. 

Yang juga senyum-senyum adalah tamu utama hari itu: Dr Abdul Aziz Zakaria.

Pak Aziz adalah si ahli durian. Dari Malaysia. Kelahiran negeri asal Musangking di Kelantan.

Orangnya tinggi. Umurnya 78 tahun.  

"Sejak umur berapa makan durian?" tanya saya. 

"Saya dilahirkan di bawah pohon durian," jawabnya.

Ia berhasil menyembunyikan logat Melayunya –pertanda sering keliling Indonesia.  

Aziszak lulusan Universiti Malaysia –yang aslinya adalah perguruan tinggi pertanian mirip IPB Bogor.

Ibunya Tionghoa, ayahnya Melayu. "Kalau tidak ada darah Tionghoa mungkin saya tidak suka durian," celetuknya. 

Kata Aziz: di kampungnya dulu hanya orang Tionghoa yang suka Musangking.

Waktu ia kecil namanya belum Musangking. Masih disebut Durian Kunyik.

Mungkin karena warna dagingnya yang kuning seperti kunyit. 

"Kami orang Melayu tidak suka durian yang rasanya pahit," ujar Aziz mengenang masa kecilnya.

Lama-lama orang Melayu pun suka Musangking.

Tag
Share