Baca Koran curupekspress Online - bacakorancurup.com

Tips Mengingatkan Suami untuk Salat dengan Lembut ala dr. Aisah Dahlan

IST Salat berjamaah yang membuat rumah tangga semakin harmonis--

BACAKORANCURUP.COM  - Mengajak suami untuk menunaikan salat ternyata tidak selalu sesederhana ketika mengingatkan anak-anak. Banyak istri yang merasakan bahwa menasihati suami membutuhkan pendekatan emosional yang jauh lebih hati-hati.

Hal ini juga disampaikan oleh praktisi kesehatan dan konselor keluarga dr. Aisah Dahlan dalam sebuah sesi tanya jawab bersama para ibu. Menurut beliau, tantangan terbesar bukan pada isi nasihatnya, melainkan pada cara penyampaiannya.

Dr. Aisah menjelaskan bahwa tidak sedikit perempuan yang merasa serba salah ketika ingin mengingatkan suaminya untuk beribadah. Keinginan untuk mengajak kepada kebaikan ada, tetapi jika cara penyampaiannya kurang tepat, situasi justru bisa memicu pertengkaran baru di rumah.

Karena itu, memahami cara berkomunikasi dengan suami menjadi kunci penting untuk menjaga keharmonisan.

BACA JUGA:7 Tanda Metabolisme Tubuh Melambat yang Sering Tak Disadari, Nomor 3 Paling Umum Terjadi !

BACA JUGA:Rekomendasi Parfum Murah dan Ringan di Indomaret untuk Guru yang Ingin Tetap Fresh

Beliau menekankan bahwa laki-laki memiliki karakter psikologis yang berbeda dari perempuan. Mereka cenderung sensitif terhadap teguran, terutama jika disampaikan dengan nada keras atau di hadapan anak-anak.

Ada rasa gengsi, rasa malu, dan rasa bersalah yang muncul bersamaan ketika ditegur, sehingga pendekatan yang lembut dan penuh empati menjadi lebih efektif. Berdasarkan penjelasannya, berikut rangkuman tujuh cara mengajak suami salat tanpa membuatnya tersinggung.

1. Gunakan Wajah Ramah dan Nada Lembut

Menurut dr. Aisah, hal pertama yang harus diperhatikan adalah ekspresi wajah dan nada suara. Ajakan dengan senyum dan kelembutan lebih mungkin diterima dibandingkan teguran dengan raut marah. Nada bicara yang pelan menumbuhkan kesan bahwa istri menghargai suami sebagai kepala keluarga, bukan menempatkan diri sebagai pengawas. Kelembutan, yang memang merupakan kekuatan seorang perempuan, menjadi jembatan untuk menyampaikan pesan kebaikan tanpa memicu penolakan.

2. Hindari Menegur di Depan Anak

Salah satu kesalahan yang paling sering terjadi adalah menegur suami di hadapan anak-anak. Dr. Aisah mengingatkan bahwa laki-laki menyimpan rasa malu yang besar jika dikritik di depan keluarga. "Laki-laki tidak suka ditegur keras atau ditegur di depan anaknya," jelasnya. Karena itu, jika ingin mengingatkan, lakukanlah ketika suasana sudah tenang, atau ketika hanya berdua. Cara ini tidak hanya menjaga perasaan suami, tetapi juga menjaga wibawanya di mata anak-anak.

3. Jangan Menggunakan Sindiran atau Membandingkan

Kalimat-kalimat bernada sindiran seperti "Anak saja bisa salat berjamaah, kok Ayah tidak ?" sering kali muncul karena istri merasa lelah mengingatkan. Namun, dr. Aisah menegaskan bahwa sindiran justru membuat suami merasa diserang dan dibandingkan. Bukan empati yang muncul, melainkan rasa sakit hati. Akibatnya, suami bisa semakin menjauh, bahkan enggan diajak beribadah bersama. Komunikasi yang baik seharusnya membuat hati luluh, bukan terluka.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan