Ducati Kena Sanksi Konsesi di MotoGP 2024, Yamaha dan Honda Diuntungkan?

Foto/Pramac Racing Bos Ducati Davide Tardozzi buka suara terkait rumor pertukaran posisi Enea Bastianini dengan Jorge Martin.--

JAKARTA - Dibalik dominasinya di musim 2023, Ducati 'dikenakan sanksi' pada awal tahun 2024, berdasarkan sistem peringkat konsesi baru MotoGP. Ducati mendominasi MotoGP musim 2023 dengan menyapu bersih tiga gelar - pembalap (Francesco Bagnaia), tim (Pramac Ducati), dan konstruktor (Ducati) - untuk musim kedua berturut-turut. Selain keunggulan performa motor, pabrikan Italia itu juga memiliki keunggulan jumlah dengan delapan motor di grid, sementara rival lainnya tidak memiliki lebih dari empat motor. 

Alhasil pada sistem konsesi MotoGP yang direvisi, Ducati mendapatkan beberapa 'sanksi' atas dominasinya tahun depan. 

Sebaliknya bagi Yamaha dan Honda, yang menempati peringkat ke-4 dan ke-5 klasemen konstruktor, mendapat keuntungan terbesar dari sistem tahun depan. 

Mengumpulkan poin konstruktor di bawah 35% dari jumlah maksimum, Yamaha dan Honda mendapatkan berbagai keuntungan teknis. 

Seperti tes privat dengan pembalap, lebih banyak alokasi mesin, akses perubahan desain mesin, jatah pembaruan aero yang lebih banyak, penampilan wild-card tambahan, sampai jatah ban tes yang lebih banyak. 

Sementara itu, KTM dan Aprilia, yang merupakan kedua dan ketiga dalam klasemen konstruktor, juga akan mendapatkan ban uji tambahan dan entri wild card dibandingkan musim ini karena mereka berada di rating C. 

Namun bagi Ducati, satu-satunya pabrikan yang memulai (mulai sekarang) di peringkat 'A', berkat persentasi 96% dari poin maksimal, perubahan barunya hanya bersifat negatif. 

Pabrikan Italia tersebut tidak hanya akan mengurangi jumlah ban ujinya menjadi 170 unit (50 lebih sedikit dari KTM/Aprilia dan 90 lebih sedikit dari Yamaha/Honda) namun juga tidak diperbolehkan melakukan entri wild card.

“Kami selalu mengatakan siap mencari solusi yang akan membuat pabrikan berada pada posisi sulit, yaitu dua pabrikan Jepang sekarang, untuk bisa mengejar ketertinggalan,” ujar manajer olahraga Ducati Paolo Ciabatti kepada MotoGP.com.  

“Karena mereka masing-masing mendapat podium [pada tahun 2023], sistem konsesi saat ini tidak akan mengizinkan mereka memberikan bantuan tambahan (untuk tahun 2024)," tambahnya. 

“Kami menginginkan kejuaraan di mana setiap pabrikan memiliki peluang yang adil untuk bersaing," lanjut Ciabatti. 

“Dengan aturan sebelumnya, akan sangat sulit (untuk mengejar ketertinggalan) karena terbatasnya pengembangan mesin, aerodinamis, dan tidak adanya pengujian dengan pebalap pabrikan," tukasnya.(di)

Tag
Share