Indonesia Nusantara, Oleh: Dahlan Iskan

Ist Dahlan Iskan.--

Misalnya cuaca IKN yang terang tanpa sedikit pun hujan kemarin. Upacara kenegaraan 17 Agustus pun bisa berlangsung lancar. Luar biasa. Padahal, menurut ramalan Google, seharusnya hujan. 

Melihat terangnya IKN di siaran langsung televisi saya termasuk yang bangga. Di siaran langsung itu Istana Garuda tampak lebih megah dari yang biasanya beredar di medsos. Kesan ”istana kelelawar” nya juga tidak sekuat anggapan di medsos. Apakah berarti kesan  ”istana Garuda”-nya amat kuat? Juga belum. 

Tentu kelak bisa saja disempurnakan. Sambil jalan. Agar kegagahan Garuda Indonesia bisa lebih terasa. Skala fisik istana yang sangat besar memang bisa mengubah pandangan. Pun pandangan perencanaan. 

Istana yang digelar di alam tentu bisa menimbulkan pandangan yang berbeda dengan ketika digelar di selembar kertas atau sejereng layar komputer. 

Setidaknya Istana Garuda jauh lebih gagah dari istana yang disebut berbau kolonial itu. 

Sejarah telah dibuat. Ibu kota Indonesia sudah dipindah. Oleh Presiden Indonesia Joko Widodo. 

Maka secara iseng saya bertanya ke penumpang pesawat menuju Pontianak yang duduk di sebelah saya kemarin: di manakah ibu kota Indonesia? 

Jawabnyi: di IKN. Bukankah IKN itu singkatan Ibu Kota Nusantara? 

"Iya". 

Lalu, apakah nama ibu kota negara Indonesia? 

"IKN," jawabnyi. 

Kenapa Anda tidak menjawab: ibu kota Indonesia di Nusantara? 

"Nusantara kan bukan nama kota. Nusantara kan sebutan untuk seluruh wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke”. 

Sejarah sudah dibuat: ibu kota negara kita sudah dipindah. Ke sebuah kota baru. Entah apa namanya. Apa namanya?

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan