P2G : Program Guru Penggerak Dinilai Tidak Berhasil, Benarkah?

Nadiem Makarim--

BACAKORANCURUP.COM  - Banyak program dari Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Anwar Makarim yang pada saat ini belum berjalan optimal.

Salah satunya, ialah program Guru Penggerak. Hal ini sebagaimana dikatakan Kepala Bidang Advokasi Guru Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Iman Zanatul Haeri.

Sebelumnya, mantan Wakil Presiden RI yang pernah berpasangan dengan SBY, Jusuf Kalla menyebut bahwa Nadiem sebagai menteri yang kurang paham dunia pendidikan karena tidak memiliki latar belakang di bidang tersebut dan jarang memantau permasalahan di daerah.

Iman menilai, program Guru Penggerak pada dasarnya dirancang untuk membantu para guru mensosialisasikan Kurikulum Merdeka, yang dianggap sulit dipahami oleh banyak guru di Indonesia.

Namun, Iman menilai ada beberapa masalah dalam kebijakan ini.

BACA JUGA:Ujicoba Makan Siang Bergizi Dilaksanakan di Sindang Dataran, Dikbud Tidak Dilibatkan

"Program Guru Penggerak, yang seharusnya membantu guru-guru menjadi lebih profesional, ini malah mengalami ketidakseimbangan. Anggaran untuk program ini sangat besar, mencapai sekitar Rp 3 triliun, sementara anggaran untuk pendidikan profesi guru yang diatur dalam Undang-Undang Guru dan Dosen 2005 sangat minim, hanya puluhan miliar rupiah," ungkap Iman dikutip dari beberapa sumber, Selasa 10 September 2024.

Sehingga dirinya beranggapan, anggaran yang besar untuk Program Guru Penggerak tidak sebanding dengan manfaat yang dirasakan.

"Dalam pelatihan guru penggerak, biaya per guru mencapai Rp 19 juta hingga Rp 21 juta. Namun, guru-guru yang mengikuti program ini belum bisa dianggap profesional tanpa pelatihan Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang sesuai," terangnya.

Selain itu, ia juga menyoroti ketidaksesuaian antara kebijakan dan realitas di lapangan. Saat ini, ada sekitar 1,6 juta guru yang masih mengantre untuk mendapatkan pelatihan PPG.

"Akan tetapi, program-program seperti PPG yang harus melalui aplikasi buatan Nadiem malah menyebabkan keluhan di kalangan para guru," bebernya.

Iman mengingatkan beberapa guru bahkan mengalami kelelahan hingga meninggal dunia karena harus mengikuti program PPG secara online.

"Dengan itu, persoalan ini harus menjadi peringatan bagi Kemendikbud Ristek untuk lebih memahami akar masalah dalam pendidikan kita," imbuhnya.

Tag
Share