IBL Gandeng Liga Basket Jepang B.League

IST Wakil Ketum PP Perbasi George Dendeng, Abraham Damar Grahita, Chairman of B.League Shinji Shimada, dan Dirut IBL Junas Miradiarsyah (dari kiri ke kanan) dalam MoU IBL x B.--

JAKARTA - Indonesian Basketball League (IBL) melakukan gebrakan dalam menyongsong musim 2014. Mereka bekerja sama dengan B.League, liga basket profesional Jepang.
Kerja sama itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas IBL. Bukan hanya untuk meningkatkan standar permainan. Tapi juga meningkatkan kesejahteraan klub dan pemain, dengan cara membangun ekosistem bisnis yang berkelanjutan.
"B.League merupakan tolok ukur yang tepat untuk perkembangan bola basket Indonesia," kata Direktur IBL Junas Miradiarsyah dalam konferensi pers di Hotel Century Senayan, Selasa, 5 Desember 2023.
"Jepang melakukan restrukturisasi liga itu baru 7 tahun yang lalu. Saya melihat banyak sekali perkembangan," ungkap Junas. Meski secara usia IBL lebih tua, Junas tidak ragu belajar kepada B.League dalam hal pengelolaan kompetisi.


"Sebagai liga yang berkembang, kita tidak boleh sok tahu. Jadi, kami harus belajar mana yang cocok untuk diadaptasi," jelas Junas.
Ada tiga poin penting yang dicakup dalam kerja sama ini. Pertama penerapan format home away dan aspek-aspek yang mengikutinya. Kedua untuk mengembangkan potensi usia muda. Dan ketiga, membangun basis penggemar masing-masing klub.
Poin paling penting yang dibahas yaitu format home away. IBL 2024 akan menggunakan format itu sejak musim reguler. Musim baru akan dimulai pada 13 Januari 2024 mendatang.


Bagi IBL, menggunakan format home away secara penuh merupakan hal baru. Pada musim-musim sebelumnya, IBL menggunakan format seri di beberapa kota. Pada babak playoff, baru menggunakan home away.
CEO B.League Shinji Shimada mengatakan format ini akan memacu liga menjadi industri yang berkelanjutan. Sebab, adanya laga kandang akan membentuk basis penggemar yang nantinya berperan dalam menghidupi klub tersebut.
"Format ini bukan tujuan, tapi cara. Dengan home away , setiap tim akan semakin bersemangat, antusias, dan akan banyak fans yang datang," jelas Shimada.


"Kalau fans sudah banyak, akan banyak sponsor yang berminat. Dengan demikian bisnis akan berhasil," yakinnya.
IBL dan B.League juga memiliki kesamaan dalam hal pemasukan klub. Nilai terbesar dari sponsor. Disusul penjualan merchandise . Lalu nilai hak siar menjadi sumber pemasukan terbesar ketiga.
Pada praktiknya nanti, B.League akan mengadakan workshop dengan pengelola klub-klub peserta IBL. Mereka mendapat pengetahuan bagaimana cara membentuk basis penggemar dan menjalankan bisnis yang berkelanjutan.
"Ini yang bisa kami tiru. Sehingga Indonesia memiliki potensi menuju industri olahraga yang lebih baik. Semoga tidak hanya liga.Tetapi ekosistem bola keranjangnya juga bisa lebih maju," harap Junas. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan