Ridwan Kamil Bakal Hidupkan Ruang Publik di Jakarta
ist Ridwan Kamil.--
BACAKORANCURUP.COM - Calon Gubernur Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil (RK) akan menghidupkan ruang-ruang publik di Jakarta jika terpilih nanti.
RK menceritakan keberhasilannya menghidupkan banyak ruang publik di Bandung, Jawa Barat.
Awalnya, Ia mengaku kesal melihat ruang-ruang publik seperti taman di Bandung dibatasi oleh pagar.
Menurutnya jika ruang publik dibatasi pagar, maka akan kehilangan fungsinya.
"Sebenarnya taman itu harusnya aksesibel. Taman yang dipagari itu secara visual dari jauh saja sudah bikin orang malas untuk datang," ujar Kang Emil saat talkshow Creative Hall M Bloc Space 'Kabar Kota Kita' di Jakarta Selatan, Kamis, 3 Oktober 2024 malam.
BACA JUGA:Kejar Elektabilitas RK-Suswono dalam Waktu 3 Minggu
BACA JUGA:Militer Jordania Cegat Rudal Iran ke Israel
RK menyebut, pemerintah kota Bandung saat itu membatasi taman dengan pagar karena alasan keamanan. Menurut dia, setiap permasalahan pasti ada jalan keluarnya.
"Jika masalahnya adalah keamanan, maka diterangi dengan lampu saja. Lampu-lampu diperbanyak. Tempat duduk diperbanyak. Contoh ada Taman Maluku Bandung, misalkan, dulu gelap dan terpagar, apa yang saya lakukan? Saya bongkar pagarnya. Saya beri uang-ruang istirahat, wifi gratis, saya beru lampu sebanyak mungkin," katanya.
"Saya punya ciri khas lampu saya itu begini, yang simple. Apa yang terjadi? Siang malam aman. Orang nongkrong tiga kali lipat," lanjutnya.
Ruang publik kedua yang dibenahi di Bandung yakni trotoar. RK meyakini jika ruang publik difungsingkan sesuai namanya, maka akan muncul kreativitas-kreativitas dari masyarakat.
"Dulu, tidak ada tempat jalan ketika saya sebelum menjabat Wali Kota. Apa yang saya lakukan? Beresin trotoar, seperti trotoar Asia Afrika Cosplay. Masyarakat kota itu sederhana. Ada wadah, ada kegiatan. Tidak ada wadah, tidak ada kegiatan. Tidak ada trotoar, tidak ada aktivitas. Ada trotoar, ada aktivitas. Trotoar jelek, aktivitasnya terbatas. Trotoarnya keren, aktivitasnya juga keren," kata RK.
Atas keberhasilannya itu, Ia mengaku ingin membenahi ruang-ruang publik di Jakarta.
Jadi, ruang publik terbesar Jakarta itu bukan Monas. Tapi trotoar di samping jalan.