Pendampingan Komunitas Belajar Harus Dioptimalkan

Kegiatan pendampingan Komunitas belajar yang dilaksanakan Dikbud Rejang Lebong.-DOK/DIKBUD RL -

BACAKORANCURUP.COM - Sehubungan dengan digencarkan nya pengimplementasian kurikulum merdeka belajar di wilayah Kabupaten Rejang Lebong, Seluruh sekolah dituntut untuk mampu menerapkan kurikulum tersebut dengan program pembelajaran P5 yang tertera dalam kurikulum.

Baik itu untuk sekolah penggerak yang memang diwajibkan, maupun bukan sekolah penggerak yang ada di Kabupaten Rejang Lebong.

Hal ini diungkapkan secara langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Rejang Lebong Drs Noprianto MM.

"Seluruh Sekolah Dasar (SD) di wilayah Kabupaten Rejang Lebong, saat ini tengah ditargetkan agar bisa menerapkan kurikulum merdeka belajar terhadap para peserta didiknya.

BACA JUGA:Dukungan Pemerintah, Energi Baru AKREL Kejar Alih Status jadi Politeknik

BACA JUGA:Ini yang Harus Dilakukan Guru PAI di Rejang Lebong untuk Tingkatkan Mutu Pendidikan

Dimana sampai saat ini, hampir semua SD dan SMP di Kabupaten Rejang Lebong sudah menjalankan kegiatan kurikulum merdeka.

Namun meski begitu, masih ada beberapa sekolah lagi yang kelas tingginya belum menerapkan kurikulum merdeka belajar," ungkapnya.

Dia juga menjelaskan, untuk mencapai target yang sudah ditetapkan tersebut. Pendampingan komunitas belajar juga harus dioptimalkan dengan baik.

Mulai dari kegiatan pengimbasan bagi sekolah penggerak untuk sekolah non penggerak, maupun pengimplementasian kurikulum merdeka belajar dari masing-masing guru penggerak yang sudah memiliki sertifikat.

"Seluruh upaya harus dimaksimalkan, termasuk pengoptimalan pendampingan komunitas belajar di masing-masing sekolah di Rejang Lebong," terangnya.

Karena itu dia juga menargetkan, pada tahun 2025 nanti tidak ada sekolah lagi yang belum menerapkan kurikulum merdeka belajar.

Karena penerapan kurikulum tersebut kata dia, sesuai dengan yang diintruksikan oleh Kemendikbudristek sejak beberapa waktu lalu.

"Mau dia sekolah penggerak atau tidak, semuanya harus mampu menerapkan kurikulum merdeka belajar. Karena meski bukan sekolah penggerak, sudah banyak guru yang bukan berasal dari sekolah penggerak yang menjadi guru penggerak," pungkasnya.

Tag
Share