Menggali Akar Budaya Tari Piring Simbol Kebudayaan Minangkabau, Yuk baca sejarahnya!

BACAKORANCURUP.COM - Seni Tari Piring adalah salah satu warisan budaya yang paling dikenal dari Minangkabau, Sumatera Barat.

Tarian ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menyimpan nilai-nilai budaya dan spiritual yang dalam. Dalam berita ini, kita akan menggali sejarah dan makna di balik Tari Piring.

Tari Piring bermula dari tradisi masyarakat agraris Minangkabau. Dulu, tarian ini sering dipentaskan dalam upacara syukuran panen sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan.

Masyarakat percaya bahwa menari dengan piring di tangan akan mendatangkan keberuntungan dan keberkahan dalam hasil pertanian.

Tari piring sudah ada sejak abad ke-12, ketika masyarakat Minangkabau masih menyembah dewa-dewa, khususnya Dewi Padi untuk menghormati hasil panen.

BACA JUGA:Menyapa Lewat Tarian, Sekapur Sirih dan Filosofinya yang Bikin Penasaran !

BACA JUGA:Tembok Cina Ternyata Ikon Sejarah di Padang Sumatra Barat, Ini Faktanya!

Dengan datangnya Islam, makna tari ini berubah kini tari piring tidak lagi untuk pemujaan, tetapi digunakan sebagai hiburan dalam acara pernikahan atau upacara adat.

Seiring berjalannya waktu, Tari Piring berkembang menjadi pertunjukan yang lebih luas, ditampilkan dalam berbagai acara seperti pernikahan, festival, dan acara resmi.

Tari ini mulai dikenal sebagai simbol kebudayaan Minangkabau yang menggambarkan kebahagiaan dan semangat gotong royong.

Salah satu ciri khas Tari Piring adalah penggunaan piring sebagai properti.

Para penari dengan cekatan menari sambil memegang piring di tangan mereka, menciptakan gerakan yang harmonis dan dinamis.

Gerakan tersebut mencerminkan kegembiraan dan syukur, serta keindahan estetika budaya Minangkabau.

Musik pengiring Tari Piring biasanya terdiri dari alat musik tradisional seperti saluang, talempong, dan gendang. Kombinasi antara gerakan tari dan irama musik menciptakan suasana yang meriah dan mengundang perhatian penonton.