4. Keyakinan pada potensi diri
Individualisme percaya bahwa setiap orang memiliki potensi untuk berkembang dan mencapai kesuksesan dengan usaha mereka sendiri.
5. Penolakan terhadap campur tangan berlebihan
Paham ini menolak kontrol berlebihan dari otoritas eksternal dalam urusan pribadi, baik itu dari pemerintah, kelompok, atau masyarakat.
Penting untuk diingat bahwa individualisme tidak berarti egoisme atau mengisolasi diri. Filosofi ini menekankan keseimbangan antara kebebasan pribadi dan tanggung jawab sosial. Seorang individualis tetap dapat berkontribusi dalam masyarakat, tetapi dengan kesadaran penuh akan hak dan kewajiban pribadinya.
Dalam konteks sosial dan politik, individualisme sering dikaitkan dengan demokrasi, kebebasan berekspresi, dan ekonomi pasar bebas. Banyak negara modern, terutama di Barat, menjadikan individualisme sebagai landasan sistem pemerintahan dan ekonomi.
Namun, penerapan individualisme tidak seragam di seluruh dunia. Di banyak negara Asia, misalnya, nilai-nilai kolektivisme masih lebih dominan. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman individualisme harus disesuaikan dengan konteks sosial, budaya, dan historis suatu masyarakat.
Berikut beberapa ciri khas individualisme yang sering terlihat dalam kehidupan sehari-hari :
1. Kemandirian
Orang yang menganut individualisme cenderung menghargai kemandirian dan berusaha tidak bergantung pada orang lain.
2. Penghormatan privasi
Privasi adalah nilai penting bagi mereka. Mereka menjaga batas antara kehidupan pribadi dan publik, serta menghormati privasi orang lain.