BACAKORANCURUP.COM - Di tengah maraknya gaya penyampaian berita yang formal dan serius, sosok Valentinus Resa muncul sebagai angin segar yang menyegarkan sekaligus mengguncang ruang publik.
Ia dikenal luas karena keberaniannya menyampaikan kritik sosial dan politik, termasuk kepada Presiden Prabowo Subianto dengan balutan komedi satir yang menggelitik, namun tetap mengena.
Nama Valentinus Resa mencuat di jagat maya berkat video-video beritanya yang viral, terutama di platform seperti TikTok dan Instagram.
Tak sedikit warganet yang memuji keberaniannya dalam menyuarakan isu-isu hangat dengan gaya unik yang jarang ditemui dalam dunia jurnalistik arus utama.
BACA JUGA:Trump Tak Terima Langkah Xi Jinping, Tarif Sengaja Dinaikkan 50%
BACA JUGA:Kabar Gembira Bagi ASN dan Guru, Gaji Bakal Naik 16% Agustus Mendatang !
Jika presenter berita umumnya tampil serius dan penuh formalitas, Valentinus justru hadir dengan gaya yang menyegarkan, membuat banyak orang tertawa, namun sekaligus berpikir. Ucapan-ucapannya yang "menampar halus" diangap sebagai bentuk kritik sosial yang kreatif dan berkelas.
Alih-alih menuai kecaman, gaya khas Valentinus justru disambut hangat oleh banyak pengguna media sosial. Banyak dari mereka menyebut Valentinus sebagai "wakil suara rakyat" yang berani bersuara dalam format yang menyenangkan.
Namun, tidak semua pihak merasa nyaman. Belakangan, gaya satirnya justru membuat beberapa kelompok merasa tersinggung.
Salah satu ormas, Perisai Kebenaran Nasional, bahkan melayangkan somasi kepada Metro TV dan menyatakan bahwa gaya penyampaian Valentinus berpotensi "menyimpang dari produk jurnalistik."
Sebuah video somasi beredar luas di media sosial, memperlihatkan perwakilan ormas menyuarakan keprihatinan mereka. Mereka menilai gaya Valentinus bisa mempengaruhi generasi muda secara negatif, bahkan menyebut perlu ada tindakan hukum jika terbukti menyimpang dari kode etik jurnalistik.
Di balik kontroversinya, publik mulai penasaran dengan sosok Valentinus. Ia lahir di Manado, Sulawesi Utara, pada tahun 1986, yang berarti kini berusia 39 tahun. Meski lahir di Manado, masa kecil hingga remajanya dihabiskan di Jakarta. Ia memiliki darah Jawa dan Ambon, dan latar belakang pendidikannya cukup kuat di dunia jurnalistik.
Valentinus menyelesaikan pendidikan dasar di SD Melania III, kemudian melanjutkan ke SMP Kanisius dan SMAN 68 Salemba. Minatnya pada dunia jurnalistik semakin menguat ketika ia menempuh kuliah di Institur Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta, jurusan Jurnalistik.
Perjalanan kariernya tidak langsung mulus. Ia sempat melamar ke berbagai media sebelum akhirnya diterima di Metro TV tahun 2011. Kariernya dimulai dari bawah yakni sebagai staf riset di program Mata Najwa, lalu menjadi copywriter di Medcom.id, dan reporter lapangan.
Tahun 2014 menjadi titik balik ketika ia lolos casting dan dipercaya menjadi presenter acara olahraga. Sejak saat itu, gaya penyampaiannya yang tajam, jenaka, dan mengandung kritik sosial, mulai dikenal publik.