Hanya saja karena ada pekerjaan yang lebih besar ditawarkan oleh alumni.
Saat ini tidak ada SDM yang membantu kegiatan operasional di bengkel sekolah.
"Karena SDM berkompeten dan fasilitas sangat kurang.
Tingkat kepercayaan konsumen kepada kita juga agak kurang.
Sedangkan untuk mempekerjakan tenaga handal dan mengisi isi bengkel sendiri, kita tidak memiliki anggaran untuk mengakomodirnya.
Sementara untuk usulan pengadaan mobil sendiri, kita sudah mengusulkannya kepada mitra kita Daihatsu, bahkan kepada pihak provinsi.
Hanya saja sejauh ini, nampaknya belum ada kejelasan terhadap hal itu," jelasnya.
Karena itu disampaikan Rudi, pihaknya masih membutuhkan bantuan dari sejumlah pihak terkait.
Karena jika tidak segera diselesaikan permasalahan yang ada ini.
Menurutnya percuma jadi BLUD jika belum bisa berjalan mandiri. Terlebih lagi dikatakannya, meski sudah berstatus sebagai BLUD, payung hukum baru akan masuk beberapa waktu lagi, setelah gubernur membuat perda nya.
"Sebagai SMK yang sudah menerapkan BLUD, tentu kita masih membutuhkan support dan dukungannya dari sejumlah pihak terkait.
Baik itu bantuan dari mitra kita, maupun bantuan dari Pemprov Bengkulu," tutupnya.