Baju Thrifting Bisa Menyimpan Virus ? Begini Penjelasan dan Tips Aman dari Dokter Kulit

Jumat 07 Nov 2025 - 10:00 WIB
Reporter : Lola Angraeni
Editor : radian

BACAKORANCURUP.COM - Tren thrifting atau membeli pakaian bekas kini semakin digemari, terutama di kalangan anak muda. Selain dianggap ramah lingkungan, pakaian thrifting juga menawarkan harga yang lebih terjangkau serta model yang unik dan langka. Tak heran jika toko-toko pakaian bekas, baik online maupun offline, kini ramai pembeli.

Namun, di balik popularitasnya, pakaian thrifting menyimpan risiko kesehatan yang tidak boleh diabaikan. Dokter spesialis kulit lulusan Universitas Hasanuddin, dr. Fransiskus Xaverius Clinton, Sp.DVE, mengingatkan pentingnya berhati-hati dalam membeli dan memakai pakaian bekas.

"Memakai baju thrifting langsung itu sangat berbahaya, apalagi jika langsung digunakan tanpa dicuci atau diproses terlebih dahulu," ujar Clinton.

Menurut Clinton, pakaian bekas yang belum melalui proses pencucian yang benar dapat menjadi sarang berbagai jenis virus, bakteri, jamur, bahkan parasit. Salah satu virus yang kerap ditemukan adalah Molluscum contagiosum, yaitu virus yang menyebabkan munculnya bintik-bintik atau benjolan kecil pada kulit.

BACA JUGA:Bukan Sekadar Nutrisi, Ini Peran Penting Ibu di 1.000 Hari Pertama Kehidupan Anak

BACA JUGA:Bibir Kering dan Gelap karena Matahari ? Coba 5 Lip Balm dengan SPF Paling Efektif Ini !

Virus ini dapat bertahan hidup lebih dari 48 jam pada permukaan benda, termasuk serat pakaian. Artinya, baju bekas yang tampak bersih sekalipun bisa saja menyimpan virus berbahaya yang menempel sejak lama.

"Kita tidak tahu sudah berapa lama virus itu bersarang di dalam serat kain," jelas Clinton.

Infeksi akibat virus tersebut bisa menyerang siapa saja, terutama orang dengan sistem imun lemah atau kulit sensitif. Gejalanya berupa bintik kecil mengkilap di kulit yang bisa menyebar ke area lain jika digaruk atau dibiarkan tanpa pengobatan. Karena itu, penderita biasanya memerlukan penanganan medis dari tenaga profesional untuk mencegah infeksi semakin parah.

Agar tetap bisa menikmati tren thrifting tanpa risiko kesehatan, Clinton menyarankan beberapa langkah pencegahan sederhana namun efektif.

Pertama, rendam pakaian bekas yang baru dibeli selama kurang lebih 30 menit dalam air bersuhu di atas 40 derajat Celcius. Suhu panas dapat membantu membunuh virus dan bakteri yang menempel di kain.

"Lebih baik lagi jika memakai air mendidih," tambahnya.

Setelah proses perendaman, pakaian harus dicuci menggunakan detergen untuk memastikan seluruh mikroorganisme hilang sepenuhnya. Penggunaan detergen yang mengandung bahan antibakteri dapat memberikan perlindungan tambahan, terutama jika pakaian berasal dari sumber yang tidak diketahui kebersihannya.

Langkah berikutnya adalah menjemur pakaian di bawah sinar matahari langsung. Sinar ultraviolet alami dari matahari juga memiliki efek desinfektan yang mampu membantu membunuh sisa kuman dan jamur. Pastikan pakaian benar-benar kering sebelum disimpan atau dipakai.

Clinton menekankan, mencuci pakaian thrifting sesegera mungkin sangat penting, khususnya bagi orang-orang yang memiliki jenis kulit sensitif, riwayat penyakit kulit seperti eksim, atau luka terbuka.

Kategori :