"Di luar itu, mereka tampil nothing to lose saat tertinggal (di game kedua) itu dan Satwik juga servisnya menyulitkan sekali. Tapi pelatih bilang, 'Sudah jangan dipikirkan apa yang terjadi di gim kedua, ambil lagi di game ketiga'," lanjutnya, menirukan instruksi pelatih Aryono Miranat.
Ketika situasi seperti berulang di game ketiga, Bagas mengakui ada ada perasaan trauma yang menyerang. "Tapi beruntung, di poin-poin kritis itu kami bisa mengambil satu kesempatan. Kuncinya adalah komunikasi dengan partner. Saling mengingatkan dan menyemangati," jelasnya.
Dalam posisi 1-1, Jonatan Christie juga bikin badminton lovers Indonesia senam jantung dengan penampilannya. Ia butuh waktu 1 jam 15 menit untuk mengalahkan Lakshya Sen dengan skor 21-18, 16-21, 21-17.
Jonatan mengakui, ia sempat terpengaruh oleh penampilan Fikri/Bagas. Yang seharusnya bisa menang straight game tapi harus menempuh rubber game. Ia sadar, tertinggal 0-2 akan sangat berpengaruh terhadap mental semua pemain.
"Di game ketiga saya coba lebih berjuang, karena ingin bawa Indonesia juara grup. Atau sekurang-kurangnya dapat poin dulu," kata Jonatan. "Menjadi juara grup, kami akan terhindar dari unggulan 1 atau 2," ucapnya.
Setelah kemenangan Jonatan, perjalanan tim Thomas Cup terasa lebih mudah. Ganda kedua yang diterjunkan, Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin menang straight games atas Dhruv Kapiila/Sai Prateek K.
Sedangkan Chico Aura Dwi Wardoyo melengkapi kemenangan dengan menundukkan Srikanth Kidambi.
Dengan demikian, Indonesia akan menghadapi Korea, runner up Grup A dalam perempat final yang digelar Jumat, 3 Mei 2024. Korea kalah 2-3 oleh Tiongkok dalam laga terakhir Grup A