Inisiatif yang terlalu terburu-buru bisa membuat seseorang mengabaikan detail penting, melakukan asumsi yang salah, atau bertindak berdasarkan informasi yang tidak lengkap. Ini dapat berujung pada keputusan yang salah atau bahkan kerugian.
4. Menimbulkan Persepsi Negatif
Meskipun niat seseorang yang terlalu inisiatif mungkin baik, orang lain bisa menafsirkannya sebagai upaya untuk tampil lebih unggul atau ingin menunjukkan diri sebagai yang paling kompeten.
Hal ini dapat menimbulkan kecemburuan atau anggapan bahwa orang tersebut terlalu dominan, sehingga menciptakan suasana kerja yang kurang harmonis.
5. Meningkatkan Stres dan Beban Kerja
Terlalu inisiatif bisa berujung pada seseorang mengambil lebih banyak tugas dan tanggung jawab daripada yang seharusnya. Ini bisa menyebabkan stres karena merasa harus menyelesaikan semuanya sendiri. Selain itu, sikap ini juga dapat menyebabkan kelelahan fisik dan mental karena beban kerja yang tidak seimbang.
6. Menghambat Pengembangan Orang Lain
Ketika seseorang terus-menerus mengambil alih tugas atau peran tertentu, hal ini bisa menghambat perkembangan dan pembelajaran orang lain. Rekan kerja mungkin tidak mendapatkan kesempatan untuk mengasah keterampilan atau menangani tantangan baru karena selalu ada orang lain yang sudah mendahului.
7. Mengabaikan Aturan atau Prosedur
Orang yang terlalu inisiatif cenderung mengambil tindakan cepat tanpa memperhatikan aturan atau prosedur yang ada. Meskipun tujuannya mungkin untuk mempercepat proses, hal ini bisa berakibat fatal, terutama jika tindakan tersebut melanggar kebijakan perusahaan atau melampaui wewenang yang diberikan.
8. Memicu Ketidakseimbangan dalam Tim