Cuaca Panas Tak Wajar dan Hujan Dadakan ? Ternyata Ini Penyebabnya !
IST Musim pancaroba--
BACAKORANCURUP.COM - Belakangan ini, masyarakat di berbagai daerah Indonesia merasakan perubahan cuaca yang cukup ekstrem. Pada pagi hingga siang hari, udara terasa sangat panas dan menyengat.
Namun, menjelang sore, hujan deras tiba-tiba turun, bahkan disertai petir dan angin kencang.
Fenomena ini menimbulkan pertanyaan di kalangan masyarakat, apa yang sebenarnya terjadi dengan cuaca Indonesia akhir-akhir ini ?
Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Guswanto, menjelaskan bahwa kondisi ini merupakan tanda Indonesia sedang berada dalam fase peralihan musim atau pancaroba, yakni pergeseran dari musim kemarau menuju musim hujan.
BACA JUGA:Efek Penggunaan HP pada Anak, Inilah Alasan Anak Cowok dan Cewek Bereaksi Berbeda !
BACA JUGA:Kehilangan Pekerjaan Bukan Akhir ! Ini 5 Strategi Bangkit Lewat Wirausaha
"Fase pancaroba umumnya terjadi antara bulan Oktober hingga November setiap tahun," ujarnya pada Senin (27/10/2025).
Selama masa peralihan ini, perubahan cuaca bisa terjadi secara drastis dalam satu hari. Pagi hingga siang hari biasanya terasa panas terik karena langit yang cerah memungkinkan radiasi matahari mencapai permukaan bumi secara maksimal. Namun menjelang sore hingga malam, potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang meningkat, akibat adanya pemanasan lokal yang mendorong pertumbuhan awan konvektif.
Guswanto juga menegaskan bahwa peringatan panas ekstrem yang sempat dikeluarkan BMKG masih berlaku hingga akhir Oktober 2025. Sejumlah wilayah, terutama kota-kota besar seperti Surabaya dan Palembang, masih mencatat suhu udara tinggi yang mencapai 37,6°C di beberapa lokasi.
"Meskipun demikian, seiring dengan mulai masuknya musim hujan, suhu ekstrem diperkirakan akan menurun secara bertahap," jelasnya.
BMKG mencatat bahwa kondisi panas ekstrem ini dipengaruhi oleh kombinasi beberapa faktor, seperti dominasi sinar matahari yang kuat, minimnya tutupan awan, serta pergerakan angin yang membawa massa udara kering. Situasi ini menyebabkan udara terasa lebih panas, terutama pada siang hari.
Selain menjelaskan penyebabnya, BMKG juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap dampak perubahan cuaca di masa pancaroba. Cuaca panas ekstrem berisiko menimbulkan dehidrasi dan heatstroke, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak dan lansia.
"Pastikan tubuh tetap terhidrasi dengan baik dan hindari aktivitas berat di luar ruangan pada siang hari," imbau Guswanto.
Di sisi lain, potensi cuaca ekstrem seperti hujan deras mendadak, angin kencang, dan banjir lokal juga perlu diantisipasi. BMKG mengingatkan masyarakat untuk selalu memantau informasi cuaca terkini agar dapat mengambil langkah pencegahan sejak dini, seperti membersihkan saluran air, menebang dahan pohon rapuh, serta memastikan kondisi rumah tetap aman saat hujan lebat.