Buku Bacaan Sejarah Rejang Masih Kurang
Kabid Penyelenggara Perpustakaan saat memantau pelayanan di perpustakaan daerah.-NICKO/CE -
BACAKORANCURUP.COM - Seperti yang diketahui sebelumnya, sampai saat ini Dinas Perpustakaan dan Arsip (Dispusip) daerah Kabupaten Rejang Lebong, masih membutuhkan tambahan bahan bacaan untuk ditempatkan di Perpustakaan daerah, terutama buku bacaan tentang sejarah rejang.
Karena itu pihak Dispusip Rejang Lebong diketahui, akan memaksimalkan penambahan bahan buku bacaan sejarah rejang di perpustakaan daerah.
Kepala Dispusip Drs Zulkarnain Harahap menyampaikan, saat ini sudah ada sekitar 9 ribu buku bacaan yang diletakkan di perpustakaan.
Namun menurutnya masih ada beberapa bahan bacaan yang tidak dimiliki oleh perpustakaan, sehingga perlu penambahan, terutama untuk buku bacaan sejarah rejang.
BACA JUGA:Pantau Titik Rawan Bencana
BACA JUGA:6 Santri Asal Rejang Lebong Ikuti Porsadinas di Lampung
"Kalau buku bacaan sudah sangat banyak, namun memang kita masih membutuhkan tambahan beberapa buku bacaan pada tema-tema tertentu. Seperti buku bacaan soal sejarah Rejang Lebong. Karena itu kita akan memaksimalkan penambahan bahan bacaan yang diperlukan," kata Zulkarnain.
Dijelaskannya, buku bacaan yang menurutnya masih sangat kurang adalah buku bacaan soal sejarah rejang di Provinsi Bengkulu atau Kabupaten Rejang Lebong.
Karena itu jika ada penulis sejarah Rejang Lebong yang ingin menghibahkan bukunya ke perpustakaan daerah, dengan senang hati pihaknya akan menerima.
Apalagi kata dia, belum lama ini sudah diketahui ada para penulis buku adat rejang yang diberikan reward oleh pemerintah daerah.
"Sampai saat ini kita sedang membutuhkan buku bacaan soal sejarah rejang. Karena buku soal sejarah tersebut, biasanya dicari oleh para mahasiswa yang sedang menyusun skripsi," sampainya.
Selain itu terangnya, untuk bahan atau buku bacaan sendiri yang ada di perpustakaan daerah.
Sebagian dibeli melalui APBD sejak beberapa tahun lalu, sebagian bantuan dari Perpusnas, dan ada juga yang diberikan oleh individu atau rekan-rekan dirinya yang merupakan penulis atau pengoleksi buku.
"Kalau mengandalkan APBD, saya pikir saat ini sulit diwujudkan. Untuk itu bagi masyarakat yang mau menyumbangkan atau menghibahkan bukunya, bisa menghubungi pihak perpustakaan daerah. Karena kita menerima semua buku bacaan yang positif, kecuali buku pelajaran," tutupnya.