Alasan untuk Tidak Menjadi Orangtua yang Terlalu Permisif

Ilustrasi Net--

BACAKORANCURUP.COM - Menjadi orangtua adalah salah satu peran terbesar dalam kehidupan. Sebagai orangtua, tentu kita ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anak kita, baik dari segi kasih sayang, perhatian, maupun pendidikan.

Namun, dalam menjalani peran ini, kita sering kali dihadapkan dengan dilema dalam menentukan batasan, terutama dalam hal bagaimana kita mendidik dan membimbing anak-anak.

Salah satu gaya pengasuhan yang cukup populer namun kontroversial adalah gaya pengasuhan permisif, di mana orangtua cenderung sangat longgar dalam memberikan aturan dan pembatasan.

Meskipun tampak penuh kasih dan perhatian, pengasuhan permisif memiliki berbagai kelemahan yang dapat berdampak negatif bagi perkembangan anak.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa menjadi orangtua yang terlalu permisif bukanlah pilihan yang tepat:

BACA JUGA:Warga Sumatera Utara Wajib Tahu, 3 Provinsi Bakal Berdiri dan Pecah dari Sumatera Utara

BACA JUGA:Pulau Jawa Bakal Miliki 4 Provinsi Baru Lho! Berikut Nama-nama Provinsinya

1. Menghambat Perkembangan Tanggung Jawab

Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang permisif sering kali tidak diberi batasan yang jelas mengenai tanggung jawab mereka.

Tanpa adanya aturan yang konsisten, anak-anak bisa kehilangan pemahaman tentang pentingnya melakukan tugas-tugas mereka sendiri, baik itu di rumah, di sekolah, atau dalam interaksi sosial. Hal ini dapat menghambat perkembangan karakter mereka dalam hal kedisiplinan dan rasa tanggung jawab.

 

2. Ketidakmampuan Menghargai Batasan Sosial

Dunia luar tidaklah sesederhana rumah yang bebas dari aturan. Ketika anak-anak tidak diajarkan untuk memahami dan menghormati batasan-batasan yang ada, baik dalam keluarga maupun masyarakat, mereka bisa mengalami kesulitan saat berinteraksi dengan orang lain di luar rumah.

Misalnya, mereka mungkin merasa berhak untuk berperilaku semaunya di sekolah atau di lingkungan sosial lainnya.

Tag
Share