Prestasi Bulu Tangkis Indonesia Tak Meredup

ist Ketum PBSI Agung Firman Sampurna --

JAKARTA - Ketua Umum PP PBSI Agung Firman Sampurna akhirnya nongol . Ia berpikir seolah-olah "pasang badan", menjawab berbagai permasalahan yang berdampak pada prestasi para bintang bulu tangkis Indonesia. Sayang, penjelasan itu tidak dilakukan dalam konferensi pers yang melibatkan wartawan atau semacamnya. Melainkan, melalui kanal YouTube Media Indonesia . Ia diwawancarai oleh jurnalis Media Indonesia Hariyanto Boejl. Mantan Ketua BPK RI itu berbicara soal menurunnya prestasi bulu tangkis Indonesia dalam satu tahun terakhir. Firman menilai raihan prestasi bulu tangkis Indonesia saat ini tidaklah meredup. 

“Kalau dinyatakan prestasi meredup, jelas tidak. Memang ada yang gagal, tapi banyak yang berhasil,” kata Agung Firman Sampurna. 

"Tetapi ada masa di tahun 2023 naik turun cukup tinggi. Dari 2021 hingga triwulan ketiga 2023, ada 110 kejuaraan internasional yang kami ikuti. Kami berhasil memenangkan 88 kejuaraan," rinci Firman dalam wawancara bertajuk Salahkan Saya, Jangan Pebulu Tangkis  tersebut. 

BACA JUGA:Messi Bujuk Mantan Bek Manchester United

Firman menyebut keberhasilannya antara lain gelar All England 2022, emas Olimpiade Tokyo 2020 , SEA Games 2021, hingga Piala Thomas 2020. Tiga turnamen terakhir tersebut tertunda satu tahun dari jadwal semula. 

Kegagalan Indonesia meraih medali di Asian Games 2022 Hangzhou membuat PBSI mendapat sorotan tajam. Ini menjadi yang pertama kalinya bulu tangkis pulang dengan tangan hampa. Cabor andalan itu tidak mendapatkan medali sama sekali. 

Firman menyebut, setelah Asian Games, bermaksud melakukan evaluasi secara menyeluruh. 

"Betul setelah Asian Games kami melakukan evaluasi mandalam. Selama masa itu kami memilih konsentrasi dan fokus mengidentifikasi masalah yang ada. Setelah masalah itu terpecahkan dan dianalisis, kami kan terus mendapatkan (prestasi)," lanjut Firman.Beberapa hasil evaluasi yang disebut Firman seperti keberhasilan Alwi Farhan menyabet gelar di Kejuaraan Dunia Junior 2023 dan dan gelar Super 500 pertama tunggal putri melalui Gregoria Mariska Tunjung. 

"Di Asian Games mengalami masalah. Saya dalam posisi bertanggung jawab penuh merespon secara bertahap sampai sekarang prestasi membaik," ungkap Firman. "Ada naik turun dalam prestasi tapi sampai saat ini bulu tangkis tetap menunjukkan prestasinya," tegasnya. Sepanjang 2023, skuad bulu tangkis Indonesia telah meraih 12 gelar dari 26 turnamen utama di BWF World Tour. Gelar terakhir dipersembahkan oleh Gregoria di Kumamoto Masters Japan 2023. 

Hal itu sudah meningkat dibandingkan capaian 2022. Musim lalu, dari 19 turnamen, para pemain Indonesia hanya mengumpulkan 12 gelar. 

Bedanya tahun ini PBSI menutup tahun tanpa bisa meloloskan wakil di babak puncak BWF World Tour Finals 2023, sebagai turnamen penutup. Selain itu, tidak ada wakil Indonesia yang menempati ranking satu dunia menjelang 2024. 

Namun, itu bukan jawaban atas hal-hal yang dipermasalahkan oleh masyarakat, khususnya badminton lovers. Kegagalan kita merebut prestasi di ajang multievent seperti Asian Games menjadi cerminan bahwa pemain Indonesia tidak siap berlaga di turnamen level tinggi.   

Dan tentunya, itu menimbulkan pertanyaan lanjutan. Mampukah Jonatan Christie dkk bersaing di Olimpiade Paris 2024 yang tinggal 6 bulan lagi? 

"Kami akan melakukan segala upaya untuk mempertahankan tradisi emas Olimpiade," tegas Firman. Pertanyaan lagi, bagaimana caranya? 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan