Lo Kheng Hong dan RUPST Bank Mandiri 2025 : Punya Ikatan tapi Tidak Hadir ?

IST Lo Kheng Hong, sumber foto dok. emitnnews.com--
BACAKORANCURUP.COM - Lo Kheng Hong, sosok investor legendaris Indonesia yang dijuluki "Warren Buffett Indonesia," kembali mencuri perhatian setelah diketahui menjadi salah satu pemegang saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI). Bank Mandiri sendiri menggelar RUPST 2025 untuk tahun buku 2024 pada Selasa, 25 Maret 2025.
Dalam agenda tersebut, sejumlah keputusan penting akan diambil, termasuk penentuan pembagian dividen serta perubahan susunan pengurus perseroan. Namun, meskipun memiliki kepemilikan saham di BMRI, Lo Kheng Hong mengonfirmasi bahwa ia tidak dapat menghadiri RUPST tersebut.
“Saya tidak bisa hadir di RUPS BMRI,” ujar Lo Kheng Hong, Selasa (25/3/2025).
Sebelumnya, kehadiran Lo Kheng Hong di RUPST Bank Rakyat Indonesia (BBRI) pada 24 Maret 2025 sempat menjadi sorotan. Dalam rapat tersebut, ia mendapatkan jatah dividen sebesar Rp13,47 miliar, yang menunjukkan besarnya kepemilikan sahamnya di BBRI.
Lalu, bagaimana strategi Bank Mandiri dalam pembagian dividen tahun ini ? Bagaimana pertumbuhan kinerja mereka di 2024 ? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini !
Bank Mandiri telah menegaskan komitmennya untuk menjaga rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) pada level 60%. Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, Sigit Prastowo, menjelaskan bahwa kebijakan ini dibuat dengan mempertimbangkan keseimbangan antara pembagian laba kepada pemegang saham dan kebutuhan permodalan perusahaan.
“Kami ingin menyampaikan bahwa selama 5 tahun terakhir, BMRI telah secara konsisten membagikan dividen sebesar 60% dari laba. Tentu ke depan, kami ingin mempertahankan level tersebut,” ungkap Sigit.
Ia jugamenambahkan bahwa keputusan ini sejalan dengan arah kebijakan Kementerian BUMN, yang menginginkan bank-bank pelat merah tetap memiliki modal yang cukup untuk mendukung pertumbuhan kredit secara sehat dan agresif.
Dengan mempertahankan rasio dividen yang stabil, Bank Mandiri berharap tetap memberikan keuntungan bagi pemegang saham sambil menjaga daya saingnya dalam industri perbankan nasional.
Sepanjang 2024, Bank Mandiri mencatarkan laba bersih sebesar Rp55,8 triliun, mengalami pertumbuhan tipis 1,31% secara tahunan (YoY) dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai Rp55,1 triliun.
Menurut analis Sucor Sekuritas, Edward Lowis, stagnasi / kelambatan pertumbuhan laba bersih Bank Mandiri tahun lalu disebabkan oleh :
• Penurunan laba bersih kuart IV/2024 sebesar Rp13,8 triliun (turun 14% YoY dan 11% dari kuartal sebelumnya).
• Kenaikan biaya operasiona (opex), terutama dalam pengeluaran terkait teknologi informasi (TI) dan administrasi umum (G&A).
• Lonjakan biaya kredit, yang berkontribusi pada tekanan terhadap profitabilitas.