Usulan Vaksin Jembrana Tak Diakomodir Pusat, Ini Alasannya

Ilustrasi Net--

BACAKORANCURUP.COM - Harapan Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong untuk mendapatkan bantuan vaksin jembrana dari Pemerintah Pusat tampaknya harus kandas.

Usulan yang telah diajukan oleh Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan (Distankan) Rejang Lebong beberapa waktu lalu ternyata tidak diakomodir oleh Kementerian Pertanian RI.

Kepala Distankan Rejang Lebong, Ir Amrul Eby MM, saat dikonfirmasi oleh awak media, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerima informasi terkait tidak disetujuinya usulan tersebut.

Salah satu alasannya adalah adanya efisiensi anggaran di tingkat pusat.

"Dana untuk pengadaan vaksin jembrana yang ada di Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI ikut terkena dampak dari efisiensi anggaran. Sehingga usulan kita untuk pengadaan vaksin jembrana bagi peternak itu besar kemungkinan tidak dapat," jelas Amrul.

BACA JUGA:Bupati Fikri Berharap Program Desa Selaras dengan Visi Misi Pemkab

BACA JUGA:Layanan UPPKB PUT Kembali Dibuka

Dengan tidak adanya alokasi vaksin dari pusat, menurutnya, penanganan kasus jembrana di wilayah Rejang Lebong kini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah daerah. Distankan tengah mencari alternatif lain guna mencegah meluasnya penyebaran penyakit yang menyerang ternak sapi tersebut.

"Kita upayakan secara mandiri bahkan para peternak kita ini beberapa sudah mengerti bagaimana cara menangani kasus jembrana yang menyerang sapinya, seperti memanfaatkan obat-obatan tradisional," tutur dia.

Diberitakan sebelumnya, kasus penyakit jembrana yang menyerang hewan ternak sapi di Desa Cawang Lama Kecamatan Selupu Rejang bertambah 2 kasus.

Yang sebelumnya berjumlah 13 kasus, sehingga total kasus jembrana di Rejang Lebong saat ini ada 15 kasus.

Demikian disampaikan Kabid Peternakan pada Dinas Pertanian, Perikanan, dan Peternakan (Distankan) Rejang Lebong sekaligus dokter hewan, drh Wenny Haryanti  yang dihubungi di Curup, Senin 4 Maret 2025 lalu.

"Ya benar di hari Sabtu kemarin tepatnya kami dapat laporan ada 2 ekor sapi milik warga Desa Cawang Lama itu mati, yang indikasi terbesarnya karena jembrana," ucap dia.

Sebelumnya, ada 13 ekor sapi bali milik peternak di Desa Cawang lama yang mati mendadak karena diduga terjangkit jembrana.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan