Selasa, 15 Jul 2025
Network
Beranda
Terkini
Hot News
Curup Metropolis
Pendidikan
Kepahiang
Lebong
Nasional
Lainnya
Sport
Ekonomi Bisnis
Info Sehat
Bengkulu
Network
Beranda
Nasional
Detail Artikel
Mobil Handphone, Oleh: Dahlan Iskan
Reporter:
Gale
|
Editor:
Radian
|
Minggu , 20 Apr 2025 - 19:43
Dahlan Iskan--
mobil handphone, oleh: dahlan iskan bacakorancurup.com - sepulang dari pulau moyo lebaran lalu itu saya hampir tiap hari ke dekat pacet, kaki gunung penanggungan. sendirian. pakai mobil listrik. kang sahidin masih lebaran di sukabumi selatan. agar perjalanan wira-wiri itu lebih bermanfaat, saya ingin berlomba dengan diri saya sendiri: ingin mencapai rekor penghematan pemakaian baterai mobil listrik. hari berikutnya harus lebih hemat dari hari sebelumnya. dari hari ke hari bersaing. dengan diri sendiri. toh hari-hari itu lalu-lintas sepi. tidak ada truk di jalan raya. santai. mobil bisa sepenuhnya dalam kendali manusia yang mengemudikannya. apalagi hari-hari itu saya tidak dalam keadaan terburu-buru. separo jalan surabaya-pacet itu datar. sekitar 30 km. setelah itu sedikit menanjak, 20 km. total 50 km. itu kalau tidak lewat jalan tol. pada hari-hari normal saya selalu lewat jalan tol. dari surabaya. exit-nya mojokerto. lalu lewat bypass sebelum lewat jalan kabupaten. jaraknya 15 km lebih jauh tapi bisa lebih cepat. itu karena tidak perlu melewati daerah padat industri di mojosari. terlalu banyak truk di kawasan itu. di hari keenam saya mencapai rekor: hanya menghabiskan 6 persen baterai –dari full 465 km. itu saat turun dari pacet ke surabaya. rekor berangkatnya: 9 persen. memang begitu. berangkat lebih boros dari pulang. berangkatnya menanjak, pulangnya menurun. kunci penghematan terbesar adalah: cara kaki menginjak pedal ''gas''. semakin sedikit menekan pedal gas itu semakin hemat. semakin halus dalam menambah kecepatan juga semakin hemat. saya semakin tahu diri: gaya menyetir saya harus berubah. tidak boleh ''kasar''. tidak boleh lakukan kejut-kejut dalam menambah kecepatan. tidak boleh melakukan gerakan menyalip secara spontan. kian saya memperhatikan itu kian hemat pemakaian listriknya. sebenarnya saya tidak perlu memikirkan itu. waini tidak perlu ada kekhawatiran kehabisan listrik. di rumah saya ada instalasi charging. di gubuk dekat pacet itu juga ada. bahkan waini di setiap rest area sudah ada colokan mobil listrik. dari pln. atau dari astra. kadang ada dua-duanya. beda dengan dulu. tapi tetap menarik untuk terus mendalami cara hidup baru dengan mobil listrik. saya bertekad tiap hari harus lebih hemat. dan ternyata bisa. mungkin lomba dengan diri sendiri itu sudah menjadi bagian dari jiwa saya: suka bersaing. termasuk dengan diri sendiri. dulu, sewaktu pak iskan sakit keras, saya juga bersaing dengan diri sendiri. pak iskan sakit di rumah adik saya di kompleks perumnas madiun. tiap hari saya harus setir mobil sendirian dari surabaya ke madiun. masih pakai jaguar bensin. tiap hari saya baru bisa berangkat pukul 12.00 malam. yakni setelah jawa pos siap masuk ke percetakan. di hari pertama saya catat: jarak itu perlu saya tempuh berapa lama. tiga jam. belum ada jalan tol. maka di hari kedua saya bertekad untuk bisa lebih cepat. pun di hari ketiga dan seterusnya. dengan bersaing seperti itu saya tidak merasa bosan di perjalanan. juga bisa menahan kantuk. setelah lebih seminggu akhirnya saya mencapai rekor tercepat: 2,5 jam. lalu 2 jam 20 menit. selesai. ayah saya meninggal dunia. membandingkan mobil bensin dan listrik punya kelebihan masing-masing. pun kelemahannya. tapi untuk keperluan menambah kecepatan, mobil listrik menang jauh. apalagi kalau untuk menyalip kendaraan lain. joss. jumat kemarin saya harus ke lasem. ada acara ulang tahun dewa yang menjaga klenteng di lasem. saya menggunakannya untuk tes mobil listrik yang baru: denza. yang penjualannya sudah lebih laris dari alphard. menurut buku, kapasitas listrik denza bisa untuk 600 km. jarak surabaya-lasem sekitar 200 km. berarti p/p 400 km. mestinya cukup. persoalannya: hari itu denza, grup byd, diisi enam orang. itu ikut menentukan boros-tidaknya listrik. kian berat beban kian boros. begitu sampai di lasem, kang sahidin lihat grafik pemakaian listrik: baru terpakai 44 persen. berarti aman. pulangnya akan perlu sekitar 44 persen juga. tidak. kami memutuskan pulang ke surabaya lewat jalur lain: randublatung-ngawi. bupati blora yang masih muda bertekad menjebol isolasi randublatung. caranya: membangun jalan dari randublatung ke tol ngawi. orang blora bisa ke solo lebih cepat lewat ngawi. jalan tembus itu berhasil dibangun. ia terpilih lagi. saya ingin merasakan jalan itu. lewat pukul 00.00 kami berada di jalur itu. lewat tengah hutan milik ugm. para mahasiswa fakultas kehutanan ugm melakukan penelitian di situ. yang berat dalam membangun jalan tembus itu adalah: harus membangun jembatan untuk melintasi bengawan solo. posisinya dekat museum manusia purba, trinil. jarak yang harus kami tempuh lebih jauh. maka begitu masuk tol ngawi kang sahidin ngebut. agar jangan sampai tiba di surabaya setelah subuh. pagi itu harus tetap olahraga. ngebut itu punya konsekuensinya: pemakaian listriknya lebih boros. maka begitu sampai mojokerto baterainya tinggal 5 persen. sudah muncul tanda harus segera charging. warna di dashboard sudah merah. ada satu rest area lagi di dekat mojokerto. tapi kami berdiskusi: mampir charging atau lanjut surabaya. sisa jarak tempuh masih 50 km lagi. lanjut! sampai sepanjang tinggal tiga persen. kang sahidin memperlambat kecepatan. sampai di bundaran waru tinggal 2 persen. kami nekat. que serra serra. akhirnya sampai di rumah: masih tetap 2 persen: pukul 03.00. berarti hanya akan tidur dua jam untuk bangun berolahraga. sewaktu pakai tesla, kami pernah dalam posisi kritis. sampai di krian baterai tersisa tinggal bisa jalan 15 km lagi. sampai sepanjang: 0 km. kami panik. jalan terus. pelan-pelan. masih 10 km lagi. entah apa yang akan terjadi. meski sudah 0 km ternyata masih bisa sampai rumah. baterai mobil listrik rupanya berbeda dengan baterai handphone
1
2
3
»
Tag
# dahlan iskan terbaru
# tulisan dahlan iskan
# catatan dahlan iskan
# dahlan iskan
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi CURUP EKSPRESS 21 APRIL 2025
Berita Terkini
Tuntut Kejelasan, PPPK R4 Sambangi Kantor DPRD
Hot News
7 jam
Event Esport Bakal Hadir di Rejang Lebong, Bupati : Sambil Promosikan Wisata Daerah
Hot News
7 jam
Soal Protes Data Tidak Valid, Ini Penjelasan BPS RL
Hot News
7 jam
Apel Gelar Pasukan Ops Patuh Nala 2025, Polres RL Tekan Pelanggaran, Cegah Kecelakaan
Curup Metropolis
7 jam
Waspadai Hujan Disertai Angin Kencang, Beberapa Hari Ke Depan
Curup Metropolis
7 jam
600 Pelaku UMKM di RL Diusulkan Terima Bantuan PPSE
Curup Metropolis
7 jam
Harga Masih di Atas HPP, Bulog Rejang Lebong Belum Serap Jagung Petani
Curup Metropolis
7 jam
Wali Murid Antusias Antar Anak di Hari Pertama Sekolah, Pantau Langsung Proses Adaptasi
Pendidikan
7 jam
MPLS Tak Boleh Ada Aksi Plonco Siswa Baru
Pendidikan
7 jam
Kawal Hari Pertama Sekolah
Pendidikan
7 jam
Berita Terpopuler
Jalan Rusak dan Drainase Bermasalah di Kawasan Kios Ikan Pasar Atas, Bikin Resah Pembeli dan Pedagang
Curup Metropolis
1 hari
Arti Garis Merah di Drama Korea “S Line” Ternyata Mengejutkan ! Ini Sinopsis dan Fakta Lengkapnya
Lainnya
19 jam
Ini Besaran Dana Banpol untuk 9 Parpol di Rejang Lebong
Curup Metropolis
1 hari
IAIN Curup Laksanakan KKN Mandiri di 6 Kabupaten/Kota
Pendidikan
1 hari
Samsung Galaxy Z Flip7, HP Lipat Paling dengan AI Makin Canggih!
Ekonomi Bisnis
1 hari
Leonart Pilder 125, Motor Cruiser Bermesin Mini yang Bikin Publik Terkecoh
Ekonomi Bisnis
20 jam
Berita Pilihan
Ini Besaran Dana Banpol untuk 9 Parpol di Rejang Lebong
Curup Metropolis
1 hari
Sosok Sunardi Petani Desa Sambirejo, Sukses Hantarkan Anak Masuk ke Satuan Elit Kopassus
Terkini
2 hari
Viral Aksi Penggerebekan di Rejang Lebong! Pelaku Oknum Anggota dengan Pegawai Bank
Hot News
3 hari
Harga Biji Kopi Terbaru di Rejang Lebong Turun jadi Rp 47.000/Kg
Hot News
3 hari
75 Titik LPJU Baru Dipasang, Ini Baru Tahap Awal
Hot News
1 minggu