Presiden Prabowo Bantu Seribu Ekor Burung Hantu, Jaga Lahan Pertanian di Majalengka

Ilustrasi burung hantu yang membantu membasmi hama tikus di sawah--
BACAKORANCURUP.COM - Para Petani di Desa Randegan Wetan, Kabupaten Majalengka menerima bantuan burung hantu dari Presiden Prabowo Subianto.
1.000 ekor burung hantu tersebut dijanjikan oleh Presiden Prabowo dalam sebuah kunjungan meninjau panen serempak Desa Randegan Wetan pada Senin, 7 April lalu.
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo mengaku mendengar laporan bahwa hama tikus menjadi persoalan pelik
"Yang paling bagus (solusinya,Red) sekarang katanya adalah burung hantu. Waduh, ini harga burung hantu naik dong kalau sekarang gitu ya kira-kira," katanya.
Prabowo menyebut harga seekor burung hantu adalah Rp150 ribu. "Nanti saya bantu di sini ya, saya bantu untuk berapa? Berapa burung hantu yang Saudara perlu? Ya, saya bantu benar ya. Perlu tambahan berapa burung hantu? Seribu ekor. Seribu ekor kali Rp150 ribu, berarti Rp150 juta. Baik, saya bantu hari ini juga," kata Prabowo.
Prabowo lantas memanggil pimpinan Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) dan berpesan agar saat ia datang lagi, para burung hantu itu sudah beranak pinak.
Kandang burung hantu terpasang siap menjaga area persawahan-Kementerian PU-
Prabowo ingin melihat seribu burung hantu tersebut sudah beterbangan di sawah-sawah. "Tapi nanti kabupaten yang lain minta burung hantu semua itu. Yang punya hama tikus yang berbahaya, laporkan! Kita atas bersama. Kesulitan negara adalah kesulitan kita semua," katanya.
Para petani Randegan Wetan tampak mulai memasang kandang-kandang burung hantu pada Sabtu, 19 April 2025. Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo menyampaikan apresiasi atas bantuan 1.000 ekor burung hantu yang diberikan Presiden Prabowo Subianto sebagai solusi alami untuk mengatasi serangan hama tikus di kawasan pertanian.
Dalam keterangannya kepada media, Minggu, 20 April 2025, Dody menilai bantuan tersebut sangat relevan dan mendukung keberhasilan penerapan teknologi Irigasi Padi Hemat Air (IPHA) yang telah terbukti mampu meningkatkan produksi padi secara signifikan.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada Presiden atas dukungan nyata dalam menjaga keseimbangan ekosistem sekaligus mendukung peningkatan produksi pertanian nasional melalui pemberian burung hantu ini," ujar Dody.
IPHA sendiri merupakan inovasi dalam budidaya padi yang mengatur siklus pengairan sawah secara berselang (intermittent irrigation). Teknologi ini mampu menghemat air hingga 30% serta meningkatkan produktivitas padi hingga 169% dibanding metode konvensional.
Namun demikian, penerapan IPHA juga menghadapi tantangan, salah satunya meningkatnya ancaman hama tikus. Kondisi sawah yang lebih dangkal dalam sistem IPHA memungkinkan tikus lebih mudah mencapai batang padi, sehingga meningkatkan risiko kerusakan panen.
"Solusi alami berupa penggunaan burung hantu sebagai predator tikus terbukti efektif menekan populasi hama. Langkah ini juga lebih aman dan ramah lingkungan dibandingkan penggunaan pestisida kimia," jelas Dody.