Banyak yang Tidak Tahu, Ini Dampak Negatif Oatmeal Jika Dikonsumsi Setiap Hari !

IST Pilihan kreasi menu oatmeal sebagai sarapan--
Menurut Jayaswal, perubahan drastis dalam pola makan seperti langsung mengonsumsi oatmeal setiap hari, bisa menjadi beban bagi sistem pencernaan. Untuk menghindari efek ini, sebaiknya tingkatkan konsumsi serat secara bertahap sambil memperbanyak minum air.
3. Menghambat penyerapan mineral penting
Oatmeal mengandung senyawa antinutrisi bernama asam fitat (phytic acid) yang secara alami terdapat dalam biji-bijian.
Senyawa ini dapat mengikat mineral seperti zat besi, kalsium, dan zinc sehingga tubuh kesulitan menyerapnya secara optimal.
Jika anda mengandalkan oatmeal sebagai sarapan tunggal dalam jangka panjang, ada potensi tubuh mengalami kekurangan mineral tertentu. Kabar baiknya, kadar asam fitat dalam oatmeal bisa dikurangi dengan cara merendam atau memfermentasinya terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. Teknik ini bisa membantu meningkatkan penyerapan nutrisi penting dari oat.
4. Kenaikan berat badan yang tidak disadari
Oatmeal sering kali dikaitkan dengan program diet dan penurunan berat badan. Namun, tak banyak yang menyadari bahwa oatmeal mengandung kalori cukup tinggi.
Dalam 100 gram oatmeal terdapat sekitar 379 kalori. Kalori ini bisa meningkat signifikan jika anda menambahkan bahan-bahan seperti susu full cream, gula, madu, atau topping manis lainnya.
Jika anda mengonsumsi oatmeal setiap hari tanpa memperhatikan porsi dan tambahan bahan, bukan tidak mungkin berat badan justru naik secara perlahan. Oleh karena itu, kendalikan porsi makan dan pertimbangkan total asupan kalori harian untuk tetap menjaga berat badan ideal.
5. Kekurangan nutrisi dari makanan lain
Oatmeal memang mengandung nutrisi penting seperti serat, protein, dan beberapa vitamin B. Namun, makanan ini tidak mencakup seluruh kebutuhan nutrisi harian tubuh. Misalnya, oat tidak mengandung cukup vitamin A, vitamin C, atau lemak sehat seperti omega-3.
Jika anda terbiasa sarapan dengan menu yang sama setiap hari, tubuh bisa kehilangan peluang untuk memperoleh nutrisi dari sumber makanan lain. Pola makan yang monoton berisiko menyebabkan defisiensi nutrisi jangka panjang, meski berasal dari makanan sehat.