Akankah Koperasi Merah Putih Jadi Solusi Modern Atasi Kegagalan KUD ? Ini Penjelasannya !

IST Kehadiran Koperasi Merah Putih di masa kepemimpinan Presiden Prabowo, sumber foto @kemenkop--
Salah satu keunggulan utama dari Kopdes adalah fleksibilitasnya dalam menyesuaikan model bisnis dengan potensi lokal dan dinamika sosial-ekonomi masing-masing desa.
Sebaliknya, KUD lebih terpaku pada sektor pertanian dan usaha kecil, dengan fokus utama pada distribusi pupuk, penyerapan gabah, serta dukungan terhadap program pemerintah seperti ketahanan pangan.
Struktur dan aktivitas KUD umumnya bersifat top-down, mencerminkan pola manajemen masa lalu yang sangat bergantung pada negara.
Walaupun pernah berjaya, KUD menghadapi berbagai tantangan dalam hal efisiensi, inovasi, dan keberlanjutan karena tidak semua mampu beradaptasi dengan perubahan zaman.
Kopdes Merah Putih memiliki misi utama untuk menciptakan kemandirian ekonomi di tingkat desa melalui penguatan kapasitas individu maupun kolektif masyarakat. Koperasi ini menjadi alat transformasi ekonomi desa dari model ketergantungan menuju pemberdayaan.
Dengan integrasi antara koperasi, pemerintah desa, dan lembaga lokal lainnya, Kopdes diharapkan mampu menciptakan ekosistem ekonomi yang sehat, kolaboratif, dan berorientasi pada kesejahteraan bersama.
Sementara itu, tujuan KUD lebih bersifat pragmatis, yaitu menyediakan akses terhadap modal usaha dan kebutuhan pokok demi meningkatkan kesejahteraan petani dan pelaku usaha kecil.
Di masa jayanya, KUD mampu menjadi mitra strategis pemerintah dalam menggerakkan roda ekonomi desa.
Namun, lemahnya sistem tata kelola, ketergantungan terhadap subsidi, dan minimnya inovasi menyebabkan sebagian besar KUD mengalami stagnasi, bahkan banyak yang tidak aktif hingga kini.
Pemerintah menyadari bahwa membangun koperasi baru tidak berarti harus menyingkirkan koperasi lama. Menurut Deputi Bidang Kelembagaan dan Digitalisasi Koperasi Kemenkop, Henra Saragih, Kopdes Merah Putih tidak ditujukan untuk menggantikan KUD, melainkan membuka peluang kolaborasi yang saling melengkapi.
Pendekatan ini menekankan bahwa dengan memadukan jangkauan luas dan pengalaman KUD dengan inovasi serta semangat baru dari Kopdes, potensi ekonomi desa bisa dikembangkan secara lebih maksimal dan inklusif.
Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi juga menyampaikan bahwa dari total 52.266 desa yang belum memiliki koperasi, pembentukan Kopdes Merah Putih menjadi prioritas utama.
Sementara itu, 4.641 KUD yang tidak aktif akan direvitalisasi agar bisa kembali berperan aktif dalam perekonomian lokal. Koperasi-koperasi yang masih berjalan juga akan dikembangkan melalui program pendampingan dan transformasi digital.
Meskipun penuh harapan, inisiatif ini tetap menghadapi berbagai tantangan. Salah satu yang paling krusial adalah tata kelola yang profesional dan akuntabel.
Sejumlah pengamat mengingatkan agar pengalaman kegagalan KUD dan BUMDes tidak terulang pada Kopdes Merah Putih.