Jaksa Terdakwa, Oleh: Dahlan Iskan
Dahlan Iskan--
Kamala seperti menempatkan diri lebih tinggi. Tidak gentar pada keberingasan Trump. Trump mengenakan jas biru tua dengan baju dalam warna putih. Dasinya warna merah. Di dadanya tersemat pin bendera Amerika.
Kamala mengenakan blazer hitam, dalaman bow blouse warna putih dan celana panjang warna hitam.
Di telinganyi terlihat anggun giwang mutiara. Di bagian dada juga tersemat pin bendera Amerika Serikat.
Trump selalu berwajah serius di sepanjang 1,5 jam. Kadang sampai merenggut. Sampai mencureng. Kamala hampir selalu tersenyum, pun ketika lagi disangrai oleh Trump.
Moderatornya, dua orang, anchor TV ABC, terlihat sangat lugas. Sekali moderator memojokkan Kamala, tiga kali memojokkan Trump. Kamala dipojokkan dengan pertanyaan soal aborsi. Bukan soal esensinya tapi lebih ke konsistensi sikapnyi: mengapa berubah-ubah pendapat.
Yakni di umur bayi berapa minggu setuju aborsi dilakulan. Dia pernah dikutip mengatakan pun ketika umur bayi dalam kandungan sudah sembilan bulan. Di sini Kamala digoreng oleh Trump. Begitu juga sebaliknya. Ketika Trump dipojokkan moderator Kamala di atas angin. Misalnya bagaimana teknis memulangkan tujuh juta lebih imigran gelap.
Lalu soal peristiwa pendudukan gedung parlemen tanggal 6 Januari 2020. Trump dihabisi. Tapi bukan Trump kalau tidak menyerang balik. Yang diserang Nancy Pelosi, ketua DPR kala itu. Bukan Kamala tapi separtai dengan Kamala.
Pun ketika moderator bertanya apakah Trump tetap bersikap sebagai pemenang sebenarnya di Pilpres 2020.
Trump juga menghindar menjawab langsung pertanyaan moderator: "apakah ada yang Anda sesali dari peristiwa 6 Januari?".
Ia pilih jawaban yang muter-muter. Lalu moderator menyela: pertanyaan kami simple, "Apakah ada yang Anda sesali dari peristiwa 6 Januari". Trump tetap muter.
Pun soal hasil Pilpres 2020. Ia kembali muter-muter. Sampai akhirnya moderator mengulang inti pertanyaan: apakah ia mengaku kalah.
Trump tetap muter-muter. Intinya: Trump tetap bersikukuh ia yang memenangi Pilpres empat tahun lalu.
Trump kembali mendasarkan pendapatnya pada hasil perolehan suaranya: lebih besar dari Pilpres 2016. Bagaimana bisa dinyatakan kalah.
Trump hanya sekali menjawab dengan jawaban pendek. Yakni atas pertanyaan soal bagaimana pendapatnya bahwa Kamala adalah capres kulit hitam.
"I do not care about it," katanya. Trump terlihat menghindari topik yang berbau rasial. Ia takut suara ras kulit hitam memihak Kamala.