Mengenal Gaharu, Emas Hijau yang Bernilai Tinggi di Pasar Internasional

IST Gaharu Indonesia--

BACAKORANCURUP.COM - Gaharu atau yang lebih dikenal sebagai "agarwood," merupakan salah satu jenis kayu langka dengan nilai ekonomi tinggi.

Kayu ini berasal dari pohon Aquilaria dan memiliki aroma khas yang muncul akibat infeksi alami oleh mikroorganisme tertentu. Keunikan inilah yang menjadikan gaharu sebagai bahan baku utama dalam industri parfum, dupa, hingga produk kesehatan.

Sejak zaman kerajaan, gaharu telah menjadi komoditas dagang bernilai tinggi. Kerajaan Sriwijaya, misalnya, pernah mengekspor kayu ini ke Arab bersama komoditas lain seperti kapur barus dan rempah-rempah.

Dalam sejarah perdagangan Asia, kayu gaharu juga menjadi incaran para pedagang dari Gujarat, India, yang menukarkannya dengan kain, emas, dan berbagai barang bernilai lainnya.

BACA JUGA:Disahkan 5 Oktober, Provinsi Baru Pemekaran dari Sulawesi Selatan Ini Miliki 6 Kabupaten

BACA JUGA:Manfaat Buah Salak untuk Mengatasi Berbagai Penyakit

Di beberapa negara Asia dan Timur Tengah, gaharu memiliki makna spiritual yang mendalam. Kayu ini kerap digunakan dalam ritual keagamaan, baik sebagai dupa maupun minyak wangi. Tak heran, harga gaharu berkualitas tinggi bisa mencapai ribuan hingga ratusan ribu dolar per kilogram di pasar internasional.

Sebagai salah satu produsen utama, Indonesia memiliki peran besar dalam industri gaharu dunia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, produksi gaharu mengalami fluktuasi.

Pada 2021, ekspor gaharu Indonesia mencapai 2,0 ribu ton, tetapi mengalami penurunan menjadi 1,6 ribu ton pada 2022 dan 1,2 ribu ton pada 2023. Penurunan ini disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan iklim, praktik penebangan ilegal, serta kurangnya upaya budidaya yang berkelanjutan.

Meskipun demikian, nilai ekspor gaharu tetap menunjukkan tren positif. Pada 2023, nilai ekspor mencapai US$16,6 juta, meningkat dari US$16,4 juta pada tahun sebelumnya.

Negara tujuan utama ekspor gaharu Indonesia adalah Arab Saudi, yang menyerap lebih dari 60% total nilai ekspor, diikuti oleh Uni Emirat Arab, Korea Selatan, Singapura, dan Kuwait.

Di pasar global, Indonesia menghadapi persaingan ketat dari Malaysia dan Vietnam. Kedua negara ini memiliki industri gaharu yang lebih terintegrasi dan sistem budidaya komersial yang lebih maju. Malaysia, misalnya, telah berhasil mengamankan akses pasar yang stabil ke Timur Tengah.

Namun, gaharu Indonesia tetap memiliki keunggulan tersendiri. Produk gaharu dari Sumatera dan Kalimantan dikenal memiliki aroma lebih kompleks dan tahan lama dibandingkan produk dari negara lain. Keistimewaan ini membuat gaharu Indonesia menjadi favorit bagi pengrajin parfum internasional dan konsumen kelas atas.

Meskipun memiliki potensi besar, industri gaharu Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan. Proses budidaya pohon Aquilaria memerlukan waktu bertahun-tahun hingga dapat menghasilkan resin berkualitas. Selain itu, ancaman deforestasi dan eksploitasi liar turut menghambat keberlanjutan produksi.

Tag
Share