Ternyata Begini Sejarah Lemea yang Menjadi Ciri Khas Makanan Rejang di Provinsi Bengkulu
IST Foto mengenal Lemea makanan khas orang Rejang--
BACAKORANCURUP.COM - Lemea, makanan tradisional yang telah menjadi simbol kebanggaan masyarakat Rejang, menyimpan cerita panjang yang menarik dari Provinsi Bengkulu.
Makanan ini tidak hanya dikenal karena cita rasanya yang unik, tetapi juga karena warisan budaya yang melekat pada setiap proses pembuatannya.
Lemea dibuat dari fermentasi rebung yang dipadukan dengan ikan atau daging.
Proses fermentasi inilah yang memberi rasa asam khas pada lemea, membuatnya berbeda dari hidangan tradisional lain di Nusantara.
BACA JUGA:Pisang Jangan Dimakan Bersama dengan Makanan Ini
BACA JUGA:Menggali Akar Budaya Tari Piring Simbol Kebudayaan Minangkabau, Yuk baca sejarahnya!
Bagi masyarakat Rejang, lemea bukan sekadar makanan, tetapi bagian dari identitas mereka yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Asal-usul Lemea bermula dari kehidupan agraris masyarakat Rejang yang sangat bergantung pada alam.
Ikan dari sungai dan rebung dari hutan menjadi bahan utama yang melimpah.
Agar bahan-bahan ini bisa bertahan lama, masyarakat Rejang mengembangkan metode fermentasi yang kemudian melahirkan lemea. Teknik fermentasi ini tidak hanya mempertahankan kesegaran makanan, tetapi juga menciptakan cita rasa yang khas dan lezat.
Menariknya, pembuatan Lemea kerap melibatkan kebersamaan di antara anggota masyarakat.
Proses memasaknya yang panjang sering kali dilakukan secara gotong royong, menjadikannya simbol persatuan dan kekeluargaan. Hingga saat ini, lemea sering disajikan dalam acara adat atau perayaan penting, sebagai tanda penghormatan kepada leluhur dan warisan budaya.
Popularitas Lemea kini mulai meluas, tak hanya di kalangan masyarakat Bengkulu, tetapi juga menarik perhatian para pecinta kuliner dari luar daerah.
Banyak wisatawan yang datang ke Bengkulu ingin mencicipi hidangan unik ini dan merasakan pengalaman kuliner yang kaya akan nilai sejarah.
Melalui seporsi lemea, masyarakat Rejang tidak hanya memperkenalkan rasa, tetapi juga menceritakan perjalanan panjang sebuah tradisi yang hidup di tengah modernisasi.
Lemea adalah bukti bahwa kuliner bukan hanya soal rasa, melainkan juga bagian dari kekayaan budaya yang perlu dijaga dan dilestarikan