BACAKORANCURUP.COM - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Marco Rubio, mengatakan bahwa Ukraina harus bersedia melepaskan sebagian wilayah yang direbut Rusia sejak 2014 jika ingin mengakhiri perang.
Hal ini disampaikan Rubio saat menuju Arab Saudi untuk menghadiri perundingan damai bersama Ukraina.
Mengutip dari The New York Times pada Selasa, 11 Maret 2025, Rubio mengatakan, “Saya pikir kedua belah pihak perlu mencapai pemahaman bahwa tidak ada solusi militer untuk situasi ini," kata Rubio.
Ia juga menambahkan, “Rusia tidak bisa menaklukkan seluruh Ukraina, dan jelas bahwa akan sulit bagi Ukraina untuk memulihkan wilayah sepenuhnya ke situasi sebelum tahun 2014 dalam waktu dekat.”
Rubio menegaskan bahwa konsesi (pemberian wilayah) adalah satu-satunya cara untuk menghentikan invasi besar-besaran Rusia yang dimulai pada Februari 2022, yang telah menewaskan hampir satu juta orang dari kedua belah pihak.
BACA JUGA:Lebaran 2025 Diprediksi Jatuh pada 31 Maret! Ini Jadwal Liburnya
BACA JUGA:Siapkan CV Kamu, KAI Buka 25 Lowongan Kerja di Rekrutmen Bersama BUMN 2025!
Ia mengatakan, "Mereka (rakyat Ukraina) sudah sangat menderita, dan sulit untuk membicarakan konsesi setelah semua itu. Tapi ini satu-satunya jalan agar penderitaan tidak terus berlanjut," seperti dikutip dari Politico.
Konsesi adalah pemberian, pengakuan, atau pengorbanan yang dilakukan oleh satu pihak kepada pihak lain dalam sebuah negosiasi atau perundingan untuk mencapai kesepakatan.
Dalam pernyataannya kepada wartawan saat menuju Jeddah, Arab Saudi, Rubio mengatakan, "Hal paling penting dari pertemuan ini adalah memastikan bahwa Ukraina siap melakukan hal-hal sulit, sama seperti Rusia nantinya juga harus melakukan hal sulit, untuk mengakhiri konflik ini atau setidaknya menghentikannya sementara," dikutip dari ABC News.
Pertemuan penting di Arab Saudi ini menjadi yang pertama sejak Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy bertengkar terbuka dengan Presiden Donald Trump dan Wakil Presiden JD Vance di hadapan media di Gedung Putih.
Rubio menegaskan bahwa ia tidak akan membahas hasil negosiasi secara rinci di muka, tetapi Amerika ingin tahu seberapa jauh Ukraina bersedia berkompromi untuk mencapai perdamaian.
Ia mengatakan, "Bisa jadi apa yang mereka (Ukraina) mau tidak cocok dengan keinginan Rusia, Itulah yang perlu kita cari tahu," dikutip dari Politico.
Menurut laporan AFP (Agence France-Presse), Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Ukraina berencana mengusulkan penghentian serangan udara jarak jauh dan serangan laut sebagai bagian dari langkah menuju perdamaian.
Sebelumnya, Ukraina menolak keras ide gencatan senjata yang membuat mereka harus menyerahkan wilayah yang dikuasai Rusia, termasuk Krimea yang dikuasai oleh Rusia sejak 2014.