
2. Pembangunan Infrastruktur
Investasi dalam infrastruktur seperti pembangunan jalan tol, jembatan, terminal, pelabuhan, atau sarana publik lainnya memiliki dampak langsung terhadap harga tanah.
Ketika suatu kawasan mulai dibangun akses jalan utama atau proyek infrastruktur besar lainnya, maka nilai lahan di sekitarnya biasanya ikut melonjak.
Hal ini terjadi karena kemudahan akses yang ditawarkan meningkatkan daya tarik kawasan tersebut, baik untuk tempat tinggal maupun kegiatan bisnis.
Misalnya, sebuah wilayah yang semula kurang diminati karena sulit dijangkau bisa tiba-tiba menjadi incaran para investor dan pengembang properti setelah pemerintah membangun jalan tol yang melintasi daerah tersebut.
3. Permintaan dan Penawaran
Seperti produk lainnya dalam ekonomi pasar, harga tanah juga dipengaruhi oleh mekanisme permintaan dan penawaran. Ketika permintaan tanah meningkat, namun jumlah lahan yang tersedia tetap atau bahkan menurun, maka harga tanah akan terdorong naik.
Permintaan lahan biasanya meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk, urbanisasi, serta ekspansi kebutuhan ruang untuk perumahan, komersial, maupun industri.
Di sisi lain, penawaran lahan terutama di kota-kota besar, semakin terbatas karena keterbatasan ruang fisik dan regulasi tata ruang. Ketimpangan antara permintaan yang tinggi dan pasokan yang terbatas inilah yang sering menyebabkan harga tanah naik secara signifikan.
4. Kebijakan Pemerintah
Regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah juga memengaruhi dinamika harga tanah.
Salah satunya adalah kebijakan zonasi, yaitu pengaturan peruntukan suatu wilayah apakah untuk perumahan, komersial, industri, atau ruang terbuka hijau.
Lahan yang berada di zona komersial atau yang mendapatkan izin untuk pembangunan bertingkat umumnya memiliki nilai jual yang lebih tinggi.